TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kemunculan buaya di saluran air Perumahan Muka Kuning Pratama, Kelurahan Sei Langkai, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepri membuat gempar.
Buaya berukuran sekitar empat meter membuat heboh warga yang menyaksikannya, Minggu (21/1/2024) sekira pukul 10.35 WIB.
Tidak hanya orang dewasa, sejumlah anak-anak juga melihat langsung kemunculan buaya di Sagulung Batam dari tepi saluran air itu.
Menurut penuturan warga kemunculan buaya di Batam ini bukan yang pertama kali terjadi.
Kemunculan buaya di lokasi ini dilaporkan sudah dua kali dalam satu hari.
"Sebelumnya muncul saat pagi depan Masjid Al Fatah, cuma sebentar saja. Sekitar dua menit turun lagi ke air yang kedua ini yang lama ada 20 menit-an," ujar seorang warga yang rumahnya bersebalahan langsung dengan sungai.
Ia menyebut, seringnya buaya tersebut naik ke permukaan membuatnya takut dan bergidik ngeri.
"Kasihan yang punya anak kecil, bukannya apa disini banyak anak kecil yang sering lari-larian disini, tapi kalau belum ada solusi takut anak kami kenapa-napa juga kan," tambahnya lagi.
Ketua RW 024 Perumahan Muka Kuning Pratama, M. Rizal mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendapat solusi terbaik di perumahannya.
"Sudah kami rapatkan beberapa hari yang lalu, bersama perangkat rt rw, kelurahan, pihak BKSDA dan lainnya untuk mencari solusi bersama karena ini dapat membahayakan warga," kata Rizal saat pada Tribun Batam langsung di lokasi.
Ia mengatakan, pihak BKSDA juga sering mengecek kawasan perumahannya untuk memonitoring aktivitas kemunculan buaya di Batam itu.
Baca juga: Waspada Buaya di Parit Sagulung Raya Batam, Warga Pasang Spanduk Peringatan
"Kemunculan buaya ini membahayakan karena di perumahan ini juga belum terpasang batu miring. Yang membuat hewan buas ini bisa sewaktu-waktu naik ke permukaan," terang Rizal.
Lebih lanjut, untuk mendapatkan kesepakatan rencananya akan mengadakan pertemuan yang lebih konkrit lintas sektoral.
"Akan kami rapatkan dalam waktu dekat dengan Kelurahan Sungai Langkai, Sungai Pelunggut, Tembesi, karena dari kemunculan buaya ini berada di 3 Kelurahan, kemudian kami juga mengundang dari Kecamatan, BKSDA, Kepolisian Polsek Sagulung untuk menanggulangi bahaya buaya di sungai dekat perumahan kami," tambah Rizal.
Ia menjelaskan sejauh ini belum ada korban jiwa ataupun ternak warga yang hilang atau dimakan akibat dari binatang buas jenis buaya di Perumahan Muka Kuning Pratama.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, dan saya harap seterusnya tidak ada. Kalau untuk ternak, tidak ada juga yang punya kandang di bantaran sungai, mungkin buaya muara ini muncul karena mencium adanya mangsa, jarak 100 meter dari sini ada ternak lele dan pemotongan ayam, mungkin dari situlah dia berkeliaran area sini," tutur Rizal menjelaskan.
Baca juga: Mancing Ikan Dapat Buaya, Begini Pengalaman Warga Sekupang Melawan Buaya
Pada tahun 2017, Rizal menyampaikan pernah ada penangkapan buaya yang dilakukan nelayan bersama dengan BKSDA untuk dipindahkan ke balai konservasi, sejak saat itu buaya tak lagi muncul dan hanya sebatas rumor.
"Sejak adanya penangkapan itu paling rumor saja yang muncul, kami warga sini berjaga sampai malam kalau sewaktu-waktu muncul tak pernah ada lagi, ya baru tahun ini buaya ini lebih sering muncul," ujarnya menambahkan.
Rizal menyebut selama tahun 2024 ini, kemunculan seekor buaya ini sudah 5 kali terjadi terhitung dengan hari ini.
"Intensitas sering kalau tahun ini, malah banyak yang bisa menyaksikan. Ini jadi yang paling lama," sebutnya saat menunjuk buaya yang sedang berjemur di bantaran sungai.
Rizal juga mengatakan, upaya dari tokoh masyarakat dan perangkat RT/RW setempat dalam mencegah adanya korban jiwa dengan memasang papan peringatan berupa baliho di tepi sungai.
Baca juga: Catatan BKSDA Riau, Pulau Bintan Terdapat 25 Titik Lokasi Konflik Buaya
"Kami sudah pasang banner peringatan, tujuannya agar masyarakat lebih waspada dan hati-hati. Untuk aktivitas memancing dan menjaring ikan saya minta warga hati-hati juga," tegas Rizal.
Selain memperhatikan keselamatan warganya, ia juga berharap warga tak memburu apalagi membunuh hewan buas tersebut.
"Kami berusaha menyelamatkan keduanya baik warga maupun buaya itu sendiri. Jangan sampai ditembak, ditangkap untuk keperluan pribadi, apalagi dibunuh," pintanya.
Ia selaku ketua RW 024 juga menaruh harapan besar kepada pemerintah untuk lebih memberikan perhatian kepada warga yang tinggal bersebelahan langsung dengan sungai seperti ini.
Hewan buas seperti buaya mudah naik ke permukaan apalagi saat musim hujan tiba dan air pasang jarak permukaan dengan sungai hanya sekitar 20 cm saja.(TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News