Ia pun menilai pemilu kali ini, metodenya luar biasa. Memanfaatkan teknologi yang ada. Di antaranya gambar 3D-nya Prabowo-Gibran.
Ia tampak membantah ada dukungan 02. Adanya aksi protes akademisi bukan partisipan karena itu adalah ilmiah.
"Proses demokrasi kita masih banyak celah. Penyampaian film Dirty Vote dan guru besar bisa menyampaikannya ke publik. Sistem demokrasi kita adalah terbaik untuk negara ini," katanya.
Baca juga: Beda Arti Quick Count, Real Count dan Exit Poll di Pemilu 2024
Lebih lanjut, Fendy mengatakan, hasil quick count kemarin bisa digagalkan apabila paslon 01 dan 03 bisa menjaga elektabilitasnya.
"01 menjaga di 25 persen. 03 terlalu fokus menyerang Jokowi. Anies mencoba pemilih Jawa dan NU. Pak Prabowo bener menggunakan Jokowi Patern. Di akhir debat minta maaf dan mengajak untuk bersatu," katanya.
(TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)
Baca berita Tribun Batam lainnya di Google News