TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Pembangunan inklusif yang berkeadilan secara merata dan proporsional sudah terlaksana selama kepemimpinan Ansar Ahmad sebagai Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Terhitung sekitar 3,8 tahun masa kepemimpinannya segi pembangunan ekonomi, infrastruktur hingga pendidikan turut mengalami peningkatan dan kemajuan.
Menurut Agus Purwanto selaku Tim Ansar Ahmad - Nyanyang, hasil kinerja Ansar Ahmad ini tak sedikit mendapat apresiasi obyektif dari sejumlah kalangan.
"Kepemimpinan Pak Ansar di periode ini cuma 3,8 tahun. Apa yang dilakukan sudah diapresiasi luar biasa," ucapnya saat di acara Mata Lokal Corner (MLC) Tribun Batam, Kamis (31/10/2024)
Ia membeberkan, saat dampak Covid-19 tahun 2020 ekonomi minus diangka 3,8 persen, justru secara signifikan mengalami kenaikan hampir 6 persen per tahun 2024.
"Pada tahun 2020 karena kita ada Covid, ekonomi kita itu minus 3,8 kalau gak salah dan sekarang sudah naik hampir ke 6 persen. Tahun 2023 sekitar 5,2 persen dan sekarang 5,6 persen di tahun 2024," sebutnya.
Tak hanya dari segi perekonomian, dari sektor pendidikan pun, kata Agus, mendapat dukungan penuh dengan memunculkan program beasiswa sampai bantuan kepada siswa SMA/SMK.
"Aspek kebutuhan dasar masyarakat juga sudah dipenuhi, termasuk beasiswa yang dirasakan oleh masyarakat seluruhnya, jadi berkurang juga beban orang tua. Itu kan pemerataan pendidikan dan ekonomi," terangnya.
Percepatan pembangunan inklusif hingga pemerataan ini, terangnya juga, tak terlepas dari kerja sama stakeholder dan sinergitas bersama kabupaten/kota.
Selaras dengan tagline Maju, Makmur dan Merata ini menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang surplus atau mengurangi ketimpangan pembangunan masing-masing daerah.
"Bisa dibayangkan dalam waktu tiga tahun seorang Gubernur dipaksa untuk bekerja banting tulang mempercepat mengatasi ketimpangan ekonomi yang luar biasa dari minus menjadi surplus tentu ini tidak lepas dari kerjasama stakeholder terutama pemerintahan kabupaten/kota untuk sama-sama bangkit dari keterpurukan di tahun 2020 akibat Covid-19," paparnya.
Menyikapi kepemimpinan antara Ansar dan Rudi, terletak pada kesempatan yang telah menjalankan dan melaksanakannya.
"Antara Pak ansar dengan Pak Rudi bedanya, Ya Pak Ansar sudah menjalankan ini 3 tahun sebagai seorang Gubernur. Dia berpikir dan bekerja untuk Provinsi Kepri sedangkan Pak Rudi mungkin ini, baru rencana untuk naik dari seorang Wali Kota menjadi Gubernur. Perbedaannya cuma di situ sementara ini," ungkap Agus.
Agus pun menilai, jika kepimpinan Rudi sebagai Wali Kota Batam dengan adanya BP Batam dan Pemko Batam kurang relevan dibandingkan dengan kepemimpinan Ansar.
Dari segi anggaran dengan Kota Batam hampir Rp 7 Triliun dan Provinsi Kepri hampir Rp 4 Triliun juga sudah berbeda.
"Kalau mau dibandingkan itu tidak apple to apple, tidak bisa kita bandingkan. Dengan anggaran Rp 4 Triliun lantas bisa buat project mercusuar di sebuah tempat besar tentu tidak bisa, makanya otomatis dibagi bahkan dalam pembagiannya, APBD Kepri untuk Kota Batam itu Rp 2 Triliun dari 2020 - 2024. Ini untuk pembangunan di Kota Batam," terangnya.
Meski begitu, disejumlah daerah pun juga turut dibangun secara merata dan proporsional seperti Natuna dan Anambas mendapat sekitar 600 - 700 Milyar untuk pembangunan.
"Nah apakah Batam atau Karimun kemudian Natuna harus sama megahnya, ya itu tentu tak bisa. Misal kita pindahkan pusat industri di Batam ke Natuna belum tentu itu expectable, karena serapan tenaga kerja enggak ada, juga mungkin bisa jadi itu bukan kebutuhan masyarakat di sana," ujarnya.
Ia pun memastikan, program kinerja Ansar akan dilanjutkan dengan beberapa yang belum optimal akan diperbaiki ke depannya. (TRIBUNBATAM.id/Noven Simanjuntak)
Tim Sayang Klaim Kepemimpinan Ansar Buat Kepri Berkembang, Pembangunan Merata Hingga ke Daerah
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak
Editor: Eko Setiawan
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger