TRIBUNBATAM.id - Tanggal 29 Februari 2024 peringati apa? Ada Tahun Kabisat dan 3 momen lainnya.
Tanggal 29 Februari 2024 jatuh pada hari Kamis.
Hari ini cukup spesial dan berbeda dengan tahun lainnya lantaran adanya tahun kabisat.
Tahun Kabisat ada setiap empat tahun sekali.
Selain Tahun Kabisat, tanggal 29 Februari 2024 juga memperingati sejumlah momen.
Berikut Tribunbatam.id sajikan peringatan di tanggal 29 Februari 2024.
Hari atau Tahun Kabisat
Tanggal 2024 merupakan tahun kabisat yang jatuh pada hari Kamis, 29 Februari 2024.
Tahun Kabisat atau Hari Kabisat adalah hari ekstra yang ditambahkan pada akhir Februari setiap 4 tahun sekali dalam kalender Gregorius.
Tahun kabisat bermula dari sistem penanggalan Romawi Kuno yang disusun oleh Numa Pompilius pada abad ke-7 Sebelum Masehi.
Berdasarkan legenda yang ada, Numa Pompilius menambahkan satu bulan setiap beberapa tahun guna menyesuaikan kalender dengan peredaran matahari.
Baca juga: Akhir Februari 2024 Trip Kapal Roro dari Bintan Tujuan Batam Berkurang, Simak Jadwalnya
Sistem penanggalan tersebut dinilai masih belum cukup akurat sampai abad ke-16.
Hingga akhirnya Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian yang kita gunakan saat ini.
Kalender Gregorian menyatakan bahwa tahun kabisat terjadi setiap 4 tahun sekali, kecuali pada tahun yang habis dibagi 100 tetapi tidak habis dibagi 400.
Tahun kabisat juga ada lantaran dalam kalender Gregorian, satu tahun akan lebih pendek dari tahun Matahari atau tahun tropis.
Waktu itu adalah jumlah waktu yang diperlukan bumi untuk mengorbit matahari sepenuhnya satu kali.
Hari Penyakit Langka Sedunia
Tanggal 29 Februari 2024 juga menjadi momen di mana Hari Penyakit Langka Sedunia diperingati.
Ada sejak tahun 2008, peringatan Hari Penyakit Langka Sedunia juga diperingati tanggal 28 Februari di luar tahun kabisat.
Peringatan Hari Penyakit Langka Sedunia adalah gerakan penyakit langka yang terkoordinasi secara global dan dikoordinasikan oleh EURORDIS dan 65 lebih mitra organisasi pasien aliansi nasional.
Adanya hari ini merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan kesetaraan dalam peluang sosial, layanan kesehatan, dan akses diagnosis serta terapi bagi orang yang hidup dengan penyakit langka.
Penyakit langka sendiri merupakan penyakit yang jumlah penderitanya sangat sedikit yakni kurang dari lima orang dari 100.000 penduduk.
Sebagian besar penyakit langka bersifat genetik, kronis, dan mengancam jiwa.
Beberapa contoh penyakit langka yang telah didiagnosis dan ditangani di Indonesia yakni Mucopolysaccharidosis (MPS), Progeria, Sindrom tangan alien, dan Sindrom Riley Day.
Hari Kesadaran Cedera Regangan Berulang Internasional
Hari Kesadaran Cedera Regangan Berulang Internasional diperingati setiap tanggal 29 Februari pada tahun kabisat.
Momen ini diperingati tanggal 28 Februari di luar tahun kabisat.
Dilansir dari National Today, peringatan ini didirikan oleh Catherine Fenech, orang Kanada yang memiliki kepedulian akan keselamatan kerja.
Perayaan pertama dilakukan pada tahun 2000 dan memilih tanggal 29 Februari sebagai satu-satunya hari yang tidak berulang dalam kalender.
Cedera regangan berulang diindikasikan pada rasa nyeri, berdenyut, kesemutan, kaku, lemas, dan kram pada bagian tubuh tertentu.
Salah satu akibat cedera regangan berulang yakni adanya faktor di tempat kerja disebabkan oleh penataan tempat kerja yang buruk seperti duduk di kursi yang tidak nyaman, atau bekerja dengan postur tubuh yang tidak nyaman.
Dengan adanya hari ini diharapkan menjadi pengingat untuk setiap pekerja memperbaiki postur tubuh saat bekerja agar terhindar dari cedera berulang.
Hari Pembelajaran Digital
Tanggal 29 Februari 2024 juga diperingati sebagai Hari Pembelajaran Digital atau Digital Learning Day.
Hari Pembelajaran Digital merupakan inisiatif berkelanjutan dari Alliance for Excellent Education (All4Ed) untuk memberdayakan tenaga pendidik dan melibatkan siswa melakukan penggunaan alat digital yang efektif.
Seiring berkembangnya zaman yang semakin mengalami kemajuan, sorotan pada teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat pengalaman belajar siswa.
(Tribunbatam.id/Cahyanti Nawangsari)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News