Momen Mengharukan Keluar Dari Rutan, Supiandra Sebut Banyak Sekali Hal yang Dirindukan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Gema takbir terdengar dari pintu keluar Rumah Tahanan Kelas II A Batam, pada Selasa (26/3/2024) siang.
Suara tersebut tak lain berasal dari eluan keluarga 21 orang yang terlibat aksi bela Rempang berujung kericuhan di kantor BP Batam.
"Pak cepat pak, buka pintunya. Ini sudah waktunya bebas pak," suara yang terdengar dari sesosok ibu muda saat berada di depan pintu besi berlapis Rutan Batam.
Suara lain bersautan, bahkan menunggu dengan antusiasnya agar sang keluarga yang ditahan segera dibebaskan.
"Allahumma Lakasumtu. Bukalah Pintu itu," ujar salah satu ibu lainnya.
Saat kunci pintu terdengar dibuka, mata seluruh orang tertuju kepada sumber suara, ada yang awalnya duduk langsung berdiri mendekati pintu besi yang menyingkap perlahan.
Sebelah kaki yang keluar dari balik pintu, seperti sosok yang dikenal oleh salah seorang anak pada saat itu, "ayaah" teriak gadis kecil itu sembari meloncat kegirangan kala seorang pria secara resmi menampakkan dirinya.
Matanya yang menggambarkan kebahagiaan, membuat momen keharuan tersendiri bagi yang merasakan lamanya jauh dari keluarga.
Pelukan juga salam tangan langsung dilakukan saat raga yang 6 bulan 15 hari terpisah karena proses hukum, kini akhirnya terjalin kembali usai vonis dibacakan.
Supiandra, satu dari 21 orang yang dinyatakan keluar dari tahanan mengaku senang dan bersyukur menjelang hari raya idul fitri ini ia bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.
Dengan mata yang masih berkaca-kaca, tak banyak yang ia utarakan, karena menurutnya momentum Ramadhan memberikan kesan tersendiri dirinya dibebaskan dari tahanan.
Baca juga: Mudik Lebaran 2024, Pemkab Anambas Siapkan Sejumlah Skema Transportasi
"Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada semua pihak LBH, Kepolisian, masyarakat yang mengawal kasus ini hingga selesai, dan saya senang dibulan Ramadhan ini saya bisa berkumpul kembali dengan anak dan istri saya," ujar Supiandra.
Dijemput oleh anak dan istrinya, kepada Tribun Batam ia mengaku cukup sedih berpisah dengan keluarga kecilnya selama 6 bulan lebih lamanya.
Banyak hal yang ia rindukan saat berada di sel tahanan, yang paling membuatnya sangat bersyukur saat ini adalah dirinya dapat merayakan lebaran di rumah.
"Banyak sekali yang saya rindukan. Kalau ingat anak sama istri sesak dihati. Saya tinggal di tahanan, kepikiran keluarga di rumah lagi ngalain, lebaran nanti bagaimana. Alhamdulillah sekarang bisa kumpul lagi," imbuhnya.
Dengan menahan air matanya, selama penahanan ia mengaku belajar banyak dan menjadikan pembelajaran yang tak akan terlupakan dalam hidupnya.
"Yang bikin saya ingat betul, saat saya di tahan di Polres. Anak saya, Selvi, namun ulang tahun saya tidak ada disampingnya, dia sampai sakit karena ini," Supiandra menjelaskan digandeng sang istri disebelahnya.
Baca juga: Pastikan Keamanan di Lokasi Objek Vital, Dirpamobit Kunjungi BPR Kintamas
Ia mengaku tak sanggup lagi mengingat momen itu, pria yang akrab disapa Pian ini saat itu meminta izin untuk berjumpa dengan sang anak, dan mendapatkan izin.
Disampingnya sang istri, Eva Susanti mengatakan sangat senang sang suami telah dibebaskan.
"Alhamdulillah, senang sekali perjuangan saya dan anak tidak sia-sia. Terima kasih pokoknya sama penasehat hukum dan masyarakat yang saat ini sudah saya anggap keluarga sendiri," kata Eva.
Hingga pukul 15:40 WIB, rombongan penjemput 21 orang terdakwa telah meninggalkan rutan Batam dengan senyuman yang terlihat.
Terdengar rencana-rencana dari bibir anak-anak para terdakwa untuk melakukan liburan dan beberapa hal menyenangkan bersama sang ayah.
Dan saat ini, ada 12 orang aksi bela Rempang yang masih berada di Rutan Batam untuk menjalani proses hukum yang berjalan. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)
Baca berita lainnya di Google News