ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Unit Layanan Pelanggan atau ULP PLN Tarempa, Kabupaten Anambas merespons keluhan warga terkait pemadaman listrik.
Perusahaan Listrik Negera (PLN) itu tak menampik rutinnya pemadaman listrik sepekan ini, termasuk kemarin hingga 6 kali dalam sehari.
Kepala ULP PLN Tarempa Rafki mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi belakangan ini bukan tanpa alasan.
Ia menegaskan, pemadaman listrik saat momen Lebaran Idulfitri ini juga bukan masuk dalam program pemadaman terencana.
Baca juga: Listrik di Anambas Padam 6 Kali Sehari, Warga Kesal Tak Dapat Pemberitahuan Awal
"Kalau pemadaman terencana sejak Lebaran Idulfitri kami sudah setop. Karena itu sudah ada surat edarannya, tapi kalau padam emergency inilah yang tak bisa kami hindari," ucapnya saat dijumpai, Selasa (16/4/2014).
Ia menjelaskan, pemadaman emergency listrik belakangan ini disebabkan faktor gangguan alam.
Di Anambas, khususnya Pulau Siantan dan sekitarnya, gangguan alam pemadaman listrik lazimnya karena gangguan hewan dan pohon.
Seperti di trafo mesin kawasan gudang tengah, Desa Tarempa Selatan, dijumpai gangguan hewan musang. Selanjutnya jaringan listrik di area kuburan Batu Tambun, Desa Tarempa Selatan, gangguan hewan tupai dan ular.
Lalu ada juga potensi gangguan pohon dahan kelapa yang menyentuh jaringan kabel listrik di kawasan Puskesmas Tarempa, Desa Tarempa Selatan. Termasuk salah satu mesin trafo di Pasir Manang, mengalami gangguan kerusakan blok dan perlu penggantian mesin.
Baca juga: Ramadan di Lingga, Warga Singkep Barat Jengkel Listrik Padam Berjam-jam Ganggu Ibadah
"Kondisi penyebab sementaranya begitu. Sebenarnya kami juga tak ingin pemadaman karena istilahnya kan kami ini jualan listrik dan setiap tahun itu ada target penjualannya. Kalau listrik padam tentu lah berpengaruh terhadap pendapatan," terangnya.
Guna meminimalisir gangguan hewan dan pohon tumbang, pihaknya masih merencanakan pemasangan penutup bushing dan andongan di sejumlah jaringan listrik.
"Sejauh ini sudah ada ratusan yang kami pasang pin cover animal rubber dan sudah datang lagi alatnya dari pusat. Tapi dalam pemasangannya ini listrik mesti padam dulu. Andaikan saja masyarakat kasih kami waktu sebulan, selesai itu. Hanya saja kan itu gak mungkin, ya caranya kami curi-curi kesempatan lah kalau misalnya ada gangguan langsung di situ kami pasang," bebernya.
Rafki menyatakan, dengan kondisi kemampuan dan jumlah mesin yang ada saat ini, pihaknya menjamin kebutuhan listrik rumah tangga di Pulau Siantan masih terpenuhi.
"Alhamdulillah kalau untuk kapasitas saat ini masih cukup lah. Mesin PLTD itu kemampuannya 3,3 Mega, sementara bebannya gak sampai segitu kisaran 3,1 itu pun maksimal," pungkasnya. (TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News