NATUNA TERKINI

Pedagang di Natuna Kepri Keluhkan ASDP Tanjunguban Tak Angkut Mobil Bawa Sayur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang sayur di Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, Selasa (14/5/2024). Mereka mengeluhkan langkap ASDP Tanjunguban yang tidak memberangkatkan mobil pengangkut sayur ke KMP Bahtera Nusantara 01.

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Buntut viral di Bintan terkait KMP Bahtera Nusantara di Tanjunguban, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri dirasakan pedagang sayur di Natuna.

Mereka menyesalkan langkah manajemen ASDP Tanjunguban yang tidak memberangkatkan mobil pengangkut sayur ke KMP Bahtera Nusantara 01 itu.

Padahal, mobil pickup yang membawa sejumlah kebutuhan pokok itu sudah mengantre beberapa jam di Pelabuhan Roro Tanjung Uban, Bintan sebelum kapal berangkat.

Hingga KMP Bahtera Nusantara 01 lepas tali, mobil pickup yang dibawa Ade tujuan Penagi, Natuna itu pun tidak berangkat.

"Kami sudah antre sekitar dua jam sebelum kapal berangkat," kata Ade melalui sambungan telepon di Tanjungpinang, Selasa (14/5/2024).

Ade sangat menyesalkan kebijakan pihak ASDP dan pelabuhan Roro Tanjung Uban.

Sebab, mereka lebih mengakomodir kendaraan truk kosong yang diduga milik perusahaan pasir kuarsa yang tengah beroperasi di Natuna.

"Harusnya kan kami yang membawa sembako untuk masyarakat Natuna harus diutamakan lebih dulu, sebab sembako ini untuk masyarakat," cetus Ade.

Bahkan kata dia, sembako yang dibawa akan busuk jika harus menunggu satu putaran kapal KMP Bahtera Nusantara 01 berikutnya dengan tujuan Tanjung Uban-Penagi.

"Yang saya bawa ini berupa sayur mayur seperti, bunga kol, brokoli, wortel, tomat, ini bisa busuk," tuturnya.

Kejadian ini juga dibenarkan Tupang, pedagang Pasar Baru Ranai.

"Betul bang, sayur yang saya pesan rencananya dikirim menggunakan kapal roro malah tidak diberangkatkan," kata Tupang di lapak jualannya di Ranai, Selasa (14/5/2024).

Baca juga: Viral Penumpang Kapal Roro Tujuan Tanjunguban dari Batam Tertahan 2 Jam di Kapal

Ia menjelaskan, kebutuhan sembako itu dimuat dalam mobil pickup dan dibawa oleh Ade sebagai sopir.

"Saya bisa saja mengirim sembako itu menggunakan pesawat, tapi tentu harganya berbeda jauh jika dikirim menggunakan kapal roro yang disubsidi negara itu," jelasnya.

Bahkan kata dia, untuk brokoli dan bunga kol yang harga normalnya Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu perkilogram bisa naik menjadi Rp 100 ribu perkilogram.

Halaman
12

Berita Terkini