TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id – Pagi itu, Agus Djurianto baru saja mengenakan baju dinasnya sebagai anggota DPRD Kota Tanjungpinang ketika ponselnya berdering.
Suara di ujung telepon memberitahukan ada warga yang membutuhkan mobil jenazah. Tanpa ragu, ia langsung bergegas.
Dengan tangan yang masih memegang map kerja, ia berpindah ke setir mobil jenazah, menjalankan amanah yang telah ia pegang sejak belasan tahun lalu.
"Bapak saya pernah berpesan, 'Gus, mobil jenazah ini jangan kamu tinggalkan. Kalau ada yang butuh, kamu harus turun langsung.' Sampai sekarang, meski sudah duduk di kursi dewan, saya tetap menjalankan pesan itu," ucap Agus, baru-baru ini.
Baca juga: Lebih Dekat dengan Ketua DPRD Tanjungpinang Agus Djurianto, Terkenang Pesan Ayah
Mobil jenazah itu bukan hanya alat transportasi bagi Agus, melainkan simbol pengabdian, ketulusan, dan perjalanan hidupnya.
Dari balik kemudi mobil jenazah, ia belajar memahami kesedihan warga, mendengar cerita mereka, dan melihat langsung kebutuhan di lapangan.
Pelajaran hidup itulah yang ikut mengantarkannya menjadi wakil rakyat untuk dua periode berturut-turut.
Jauh sebelum mengenal dunia politik, Agus adalah seorang sopir travel. Bisnis keluarganya, Pacitan Indah, melayani perjalanan warga Pacitan di Tanjungpinang untuk pulang ke kampung halaman.
"Waktu itu, saya cuma berpikir kerja dan kerja. Setiap pulang mengantar penumpang, saya bisa membawa uang cukup untuk beli Honda Astrea Grand seharga Rp3,2 juta. Rasanya sudah cukup. Politik? Sama sekali nggak terpikir," ujarnya sambil tersenyum.
Namun, garis hidup berkata lain. Ayahnya yang merupakan Bendahara DPC PDIP Tanjungpinang mendaftarkan namanya sebagai calon legislatif pada Pemilu 2004.
"Waktu itu, saya hanya menuruti keinginan orang tua. Tapi hasilnya gagal. Maju lagi periode berikutnya, gagal lagi. Saya sempat berpikir mungkin memang ini bukan jalan saya," tuturnya.
Dua kali gagal tak membuat Agus patah arang. Di percobaan ketiga, ia memutuskan untuk total. Ia menutup bisnis travelnya dan fokus bekerja sosial di masyarakat.
Tak hanya menjadi sopir jenazah, Agus juga aktif menjadi ketua masjid dan bergabung di berbagai kegiatan sosial.
"Politik itu soal kepercayaan. Kalau masyarakat melihat kita memang tulus membantu, mereka akan percaya. Jadi saya niatkan semua ini bukan untuk popularitas, tapi murni pengabdian," jelasnya.
Perjuangan dan kesabaran itu membuahkan hasil. Pada Pemilu 2014, Agus berhasil meraih kursi di DPRD Tanjungpinang untuk periode lima tahun. Ia kembali terpilih untuk periode 2024-2029, sebuah pencapaian yang menurutnya adalah amanah besar yang harus dijaga.