Pembunuhan di Karimun

Pengakuan Orang Tua Korban Pembunuhan di Karimun, Kaget Anaknya Tewas Dibunuh Teman Dekat

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMBUNUHAN DI KARIMUN - Rasa sedih menyelimuti hati Ermawati dan Syahril, orang tua (alm) Bernard Rivaldo saat ditemui di kediamannya, RT 05 RW 03, Telaga Tujuh, Kelurahan Sungai Lakam Barat, Kabupaten Karimun. Kematian Bernard 1 tahun lalu, sempat dikira karena bunuh diri, ternyata korban jadi korban pembunuhan oleh temannya. Hal itu baru diketahui belakangan ini setelah keluarga diminta datang ke kantor polisi

KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Duka Ermawati dan Syahril, orang tua (alm) Bernard Rivaldo, warga Karimun, Kepri yang ditemukan tewas dalam posisi menggantung 1 tahun lalu, belum berakhir.

Naluri kuat Ermawati sebagai seorang ibu yang ditinggalkan anaknya karena kematian, terbukti. 

Dari awal, ia tak yakin anaknya tewas karena bunuh diri, melainkan dibunuh.

Meski agak terlambat, kebenaran itu akhirnya terungkap masih dalam momen Lebaran 1446 Hijriah/2025 ini.

Baca juga: Awal Mula Kasus Pembunuhan di Karimun Terungkap, Pelaku Minta Maaf saat Lebaran
 
Itu setelah LR, terduga pelaku pembunuhan korban menyerahkan diri ke polisi.

Dari pak polisi juga, Ermawati dan Syahril mengetahui kejadian yang menimpa anak mereka. Kematian Bernard bukan karena bunuh diri, tetapi dibunuh.

Selama 1 tahun lebih ini, LR, warga Kelurahan Sungai Lakam Barat, Karimun, Kepri, dihantui rasa bersalah.

LR yang merupakan teman dekat korban berubah jadi pemurung. 

Bahkan informasinya, LR sempat beberapa kali mencoba mengakhiri hidupnya karena tak kuat dengan rasa bersalah yang ditanggungnya.

Ditemui di kediamannya, RT 05 RW 03, Telaga Tujuh, Kelurahan Sungai Lakam Barat, Karimun, rasa sedih masih menyelimuti hati Ermawati dan Syahril.

Berdasarkan pengakuan dari ayah almarhum, Syahril mengaku tidak menyangka kepergian sang anak setahun lalu, tepatnya pada Senin, 29 Januari 2024 lalu kini membawa duka baru.

"Karena dari rumah sakit menyatakan kematian anak saya murni akibat gantung diri. Kami sekeluarga mencoba ikhlas, tetapi ternyata ada pelaku di balik ini semua," ujar Syahril, Rabu (9/4/2025).

Kedua orang tua almarhum mengungkapkan, kejahatan terduga pelaku LR terbongkar baru-baru ini.

Itu tak lama setelah keluarga korban berhari raya ke rumah orang tua terduga pelaku.

"Kami sempat berkunjung saat hari raya ke rumah orang tua dia (terduga pelaku), tapi dia memang tidak ada cerita apa-apa soal kematian anak kami itu. Apalagi sampai meminta maaf mengakui dia yang membunuh. Jadi beraya kayak biasa aja," ujarnya.

Keesokan harinya, pelaku menyerahkan diri sendiri ke Polres Karimun.

Selepas itu, keluarga korban diminta polisi datang ke Polres Karimun. 

Dari pak polisi jugalah keluarga korban mengetahui semua kejadian yang menimpa almarhum Bernard.

Terhitung sehabis lebaran hingga hari ini, keluarga korban belum ada bertemu dengan pelaku.

"Kami berdua kaget, sama sekali tak menyangka. Dia kami anggap layaknya saudara, bukan orang lain, meskipun bukan sedarah. Ternyata berbuat seperti itu," ujarnya.

Menurutnya, kematian sang anak 1 tahun lalu juga banyak keganjalan yang tidak terungkap tuntas oleh pihak kepolisian.  

Sejumlah barang bukti milik almarhum, di antaranya topi, handphone dan kedua sandal tidak berada di lokasi. Bahkan hingga saat ini barang bukti tersebut tidak ditemukan.

Selain itu, almarhum ditemukan di sebuah pondok di kawasan Jenderal Sudirman Poros, dengan posisi tubuh menggantung pada seutas tali dan posisi berdiri kaki menyentuh tanah.

"Dulu kami menyangka kalau ada dugaan pengancaman (atas kematian korban), itu (LR) orangnya. Tetapi sempat salah karena polisi bilang murni bunuh diri," ujarnya.

Baca juga: Sempat Dikira Bunuh Diri, Bernard Warga Karimun Kepri Ternyata Tewas Dibunuh Temannya

Sebelum meninggal dunia, almarhum dikenal sebagai anak yang ceria, bertanggung jawab, dan royal, tidak perhitungan terhadap uang.

"Anak saya dulu kerja di minimarket, ke Malaysia. Semua pekerjaan ditekuninya, dia bertanggung jawab. Bahkan dia sering mentraktir makan-minum kawan-kawannya," ujar ibunda korban, Ermawati.

Motif Pembunuhan Versi LR

Informasi yang diterima pihak keluarga, motif pembunuhan ini diduga karena almarhum memiliki utang Rp100 ribu.

Bahkan, sebelum terduga pelaku melakukan aksi pembunuhan, keduanya sempat berjalan bersama ke Coastal Area.

Namun cerita yang didengar Ermawati dari anaknya semasa hidup, sebaliknya. Bukan korban yang berutang ke pelaku.

"Katanya anak saya punya utang Rp100 ribu terus mereka sempat cekcok. Tetapi waktu itu, anak saya pernah cerita, kalau dia pinjamin uang dan dikasih saja, bukan hitungan utang," katanya.

Jika pun benar karena anaknya berutang Rp100 ribu ke pelaku, Ermawati tetap menyesalkan perbuatan LR.

"Kalau hanya Rp100 ribu, sebenarnya dia (LR) bisa menagih langsung ke rumah ini, bukan malah menghabisi nyawa anak saya," katanya.

Ermawati pun mengungkap, terduga pelaku menyerahkan diri ke Polres Karimun karena merasa dihantui oleh almarhum, hingga sempat melakukan percobaan bunuh diri.

"Pengakuan keluarga selama satu tahun terakhir memang dia (terduga pelaku) terlihat murung. Sempat beberapa kali melakukan aksi bunuh diri dengan melukai pergelangan tangan," ujarnya.

Baca juga: Breaking News, Terduga Pelaku Pembunuhan di Karimun 1 Tahun Lalu Menyerahkan Diri

LR menyerahkan diri ke polisi tak lama setelah orang tua korban berlebaran ke rumahnya. Ada pun rumah LR dengan orang tua korban tak begitu jauh, masih dalam satu kawasan, di kelurahan yang sama.

LR diketahui menyerahkan diri ke Polres Karimun, pada Sabtu 5 April 2025.

Di mata orang tua korban, LR dikenal sebagai teman baik anaknya, bahkan dianggap saudara oleh keluarga almarhum Bernard Rivaldo.

Korban Ditemukan Tewas Tergantung

Kematian korban Bernard Rivaldo sempat dikira karena bunuh diri kala itu. 

Belakangan terungkap, korban tewas dibunuh temannya sendiri, LR, yang sudah dianggap sebagai keluarganya.

Korban sebelumnya ditemukan tewas dengan posisi tergantung di sebuah pondok kawasan kebun yang berada di Jalan Sudirman Poros, Kelurahan Pamak, Senin (29/1/2024) lalu.

Saat ditemukan, korban menggantung dengan seutas tali yang masih melilit di leher.

Kondisi korban menggunakan kaos warna hitam.

Kanit Reskrim Polsek Tebing saat itu, Ipda Fedryk Harahap mengatakan, korban ditemukan sekira pukul 09.00 WIB.

Sebelum ditemukan meninggal, korban sempat dilakukan proses pencarian oleh keluarga.

Korban dinyatakan hilang oleh pihak keluarga sejak Sabtu, 27 Januari 2024 malam.

Dua hari kemudian, korban ditemukan sudah menjadi mayat.

"Keterangan keluarga, terakhir Sabtu malam. Korban disuruh orang tuanya untuk membeli kabel dan sejak itu tidak lagi terlihat," ujar Fedryk, Senin (29/1/2024).

Dari hasil pemeriksaan, estimasi kematian korban di atas 24 jam, yang ditandai dengan adanya tanda-tanda pembusukan pada tubuh korban.

Baca juga: Polisi Ungkap Identitas Pria di Karimun Tewas Kondisi Leher Tergantung

"Korban dipastikan meninggal akibat bunuh diri yang telah kami periksa bersama dokter forensik," ujar Ipda Fedryk Soaloon waktu  itu.

Kondisi tubuh korban saat dilakukan evakuasi terdapat luka lecet tekan pada leher bagian depan, kanan dan kiri.

Selain itu, terdapat luka lecet di kaki bagian kiri yang diduga akibat rontakan dari korban saat menggantung diri dengan seutas tali.

Kini polisi kembali menyelidiki kasus kematian Bernard 1 tahun lalu, setelah LR menyerahkan diri ke polisi.

Kapolres Karimun, AKBP Robby Topan Manusiwa melalui Kapolsek Tebing AKP Binsar Samosir saat dikonfirmasi mengatakan kasus tersebut masih dalam proses.

"Kita sedang proses di Polsek Tebing. Minta waktu dulu untuk memastikan itu, kita lagi kerja," ujar AKP Binsar Samosir, Selasa (8/4/2025).

Hingga berita ini dimuat, belum ada keterangan lebih lanjut dari polisi terkait kasus ini. (TRIBUNBATAM.id / Yeni Hartati)

Berita Terkini