TRIBUNBATAM.id, NATUNA - 'Bekah Siomay Bandung Bang Jack dan Batagor', begitu tulisan yang terpampang jelas di sebuah gerobak sederhana di pinggir Jalan Hasanudin, Kelurahan Batu Hitam, Kabupaten Natuna.
Dari kejauhan, sosok pria paruh baya terlihat sibuk melayani pembeli dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.
Dialah Bang Jack (56), perantau asal Majalengka, Jawa Barat, yang sudah lebih dari 16 tahun menggantungkan hidupnya dari roda gerobak siomay dan batagor di Natuna.
Selain siomay, ia juga menjual batagor yang tak kalah digemari oleh pelanggan.
Dengan cekatan, ia menyajikan setiap pesanan. Tangannya lincah, namun raut wajahnya tetap tenang dan penuh syukur.
Kepada Tribunbatam.id, Bang Jack bercerita awal mula ia menginjakkan kaki di Natuna pada tahun 2007 silam.
“Awalnya saya ditawari saudara buat ikut jualan siomay, jadi karyawan waktu itu. Asalnya saya dari Majalengka. Awalnya sih ragu karena belum tahu kondisi di Natuna, tapi ya saya coba aja dulu,” ceritanya Selasa (15/4/2025).
Berbekal keberanian, ia pun meninggalkan kampung halamannya dan mencoba peruntungan di perbatasan indonesia ini.
Sebelum menetap di Natuna, kehidupan Bang Jack lebih banyak dihabiskan di lahan pertanian.
Di tanah rantau yang belum dikenal, ia memulai segalanya dari nol. Bekerja sebagai karyawan penjual siomay, perlahan ia mempelajari seluk-beluk usaha tersebut.
Seiring waktu, ia pun mengajak sang istri untuk ikut menetap di Natuna.
Setelah bos tempat ia bekerja kembali ke daerah asal, Bang Jack pun memilih untuk tetap bertahan.
Disitulah letak awal mula perjalanan usaha yang ia beri nama Berkah Siomay Bandung Bang Jack.
Pada tahun 2019, ia pun memberanikan diri membuka usaha siomay itu sendiri.
“Awalnya cari gerobak, sewa rumah, terus jualan keliling. Alhamdulillah, lama-lama mulai laku. Saya putar modal dan bisa tambah gerobak,” ucapnya.