ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Deru mesin sejumlah pompong di perairan Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (8/6/2025) pagi itu menggeber hebat di telinga.
Ditambah pekikan microphone. Sumber suara ternyata menyerukan aba-aba, tanda belasan pompong yang memadati perairan Tarempa itu bersiap mengikuti lomba.
Ya, itu adalah event pacu pompong pertama yang dilaksanakan Komunitas Plankton bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Diparbud) Anambas tahun 2025.
Lomba pacu pompong mini ini mendapat antusias tinggi dari warga Anambas. Hal itu terlihat dari ribuan penonton yang memenuhi sepanjang jalan Jembatan Selayang Pandang (SP 2).
Baca juga: Asa Walikota Tanjungpinang Lis Darmansyah Buka Lomba Dragon Boat, Singgung Pelaku Usaha Lokal
Tak hanya di sepanjang jalan Jembatan SP 2, warga pun turut memadati halaman RSUD Tarempa untuk menyaksikan momen pacu pompong tersebut.
Masing-masing pompong mini yang ikut event lomba ini diawaki dua orang.
Kapalnya tak begitu besar, panjangnya hanya berkisar 2 meter dengan lebar sekitar 70 centimeter.
Dalam perlombaan ini, adu pacu pompong mengandalkan kekuatan mesin.
Siapa yang paling cepat hingga ke garis akhir, dialah pemenangnya.
Perlu diketahui, event pacu pompong di Anambas ini adalah bagian dari entitas masyarakat kepulauan yang berdampingan hidup dengan alam laut.
Selain sebagai entitas lokal, kebiasaan ini akhirnya dijadikan sebagai ajang lomba hiburan rakyat dan mendukung pariwisata lokal.
Pantauan di lokasi, sejumlah pompong saat itu mulai bersiap memasuki lintasan.
Aba-aba hitungan ketiga diserukan. Para awak langsung menyalakan mesin dan melesat dengan cepat dari garis awal menuju rute dan berakhir di garis akhir.
Istimewanya, event pacu pompong ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Nyanyang Haris Pratamura.
Saat diwawancarai, Wagub Nyanyang merasa bangga dengan terselenggaranya event lokal Anambas ini dalam rangka mendukung kepariwisataan.
Menurutnya, event-event seperti ini harus tetap dipertahankan karena bagian dari budaya yang harus lestari di masyarakat.
"Ini sangat luar biasa dan kita harus tetap pertahankan dan ini juga adalah budaya kita yang harus dilestarikan," ucapnya kepada Tribun Batam.
Nyanyang mengatakan, event seperti ini tentunya berdampak luas dalam meningkatkan daya tarik pariwisata di Anambas.
Selain lomba pacu pompong, pengembangan budaya-budaya lokal yang lain juga sudah semestinya diangkat guna menjadi ikon pariwisata di tahun 2027.
Baca juga: Gubernur Kepri Komitmen Majukan Pariwisata, Anggarkan Rp 1 M Buat Dragon Boat Race
Pasalnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendeklarasikan tahun 2027 sebagai tahun internasional pariwisata berkelanjutan dan tangguh.
Dengan adanya event seperti ini, Wagub Nyanyang berharap bisa membawa kemajuan bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.
"Mudah-mudahan Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi destinasi tujuan bagi para wisatawan, baik itu dari mancanegara maupun nusantara," tutur Nyanyang.
Sementara itu, Ketua Umum Komunitas Plankton Anambas, Serbi Saputra, menyebutkan, ada sebanyak 14 pompong yang mengikuti event ini.
Adapun 14 peserta event ini berasal dari Desa Liuk, Desa Lidi, Desa Air Asuk, Desa Batu Belah, Desa Air Putih, dan beberapa desa yang ada di Kecamatan Palmatak.
"Kami dari komunitas ini berperan sebagai wadah peserta pacu pompong di Anambas. Jadi ke depannya ketika ada event pacu pompong, wadahnya itu sudah ada," ujar Serbi.
Ia mengatakan, untuk rute yang dilalui pada event pacu pompong ini berjarak sejauh dua kilometer.
Dalam event ini akan dicari empat peserta terbaik yang akan diberikan piala dan sertifikat serta uang pembinaan.
"Jarak tempuh event pacu pompong ini sejauh dua kilometer. Jadi pulang balik totalnya empat kilometer jarak yang ditempuh," pungkasnya.
Adapun dalam lomba pacu pompong ini, dua perwakilan dari Desa Air Asuk berhasil memborong juara satu dan juara 2.
Sementara juara 3 dan juara 4 dibawa pulang oleh dua perwakilan Desa Batu Belah.
(TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)