Produksinya mencapai 15 hingga 20 kilogram ubi kayu per hari, bahkan bisa melonjak hingga 25 kilo saat musim ramai seperti Lebaran.
“Dibilang berat ya berat, tapi ya dinikmati saja. Yang penting kebutuhan tercukupi dan anak-anak bisa sekolah,” ucapnya.
Meski jauh dari kata cukup dan hidup dalam keterbatasan, Subandi adalah cerminan dari ketulusan dan semangat seorang ayah.
Baca juga: Pemkab Natuna Salurkan Bantuan Sosial Tunai di Serasan, Warga Kurang Mampu Terima Rp1,2 Juta
Ia bukan hanya seorang penjual kripik di pinggir jalan. Tapi juga pahlawan keluarga, dan kini jadi sosok inspiratif bagi siapa pun yang mengenalnya.
Dari gerobak kecilnya, Subandi tak hanya menjajakan kripik dan tak kenal lelah.
Ia membuktikan bahwa dari harapan, ketulusan, dan cinta keluarga mampu menempuh jarak, menaklukkan rindu, dan bertahan dalam segala cobaan. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News