Awalludin juga berharap sekolah dapat mengkaji ulang kebijakan tersebut dan menyesuaikannya dengan regulasi yang berlaku.
"Sebab, setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan berkembang," ucapnya.
Kepsek Buka Suara
Sementara Kepala SMAN 1 Selayar, Josua Ginting yang dikonfirmasi Tribun Batam membenarkan bahwa siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas.
Ia mengungkap bahwa para guru sudah sangat berupaya untuk memberikan terbaik, tetapi siswa tersebut jauh dari harapan untuk naik kelas.
Josua mengungkapkan beberapa alasan, dengan pertimbangan MF tidak naik kelas.
Salah satunya, MF mendapatkan nilai rendah saat ujian dan tidak mau memperbaikinya.
"Anak murid kami ini sudah diberikan kesempatan untuk perbaikan mulai selesai ujian, dan wali kelas mengingatkan ujian perbaikan ke grup WhatsApp. Siswa lain melakukan perbaikan, sementara dia tidak, bahkan diumumkan," ungkap Josua, lewat sambungan telpon WhatsApp kepada TribunBatam.id.
Menurutnya, wali kelas masih memberi waktu siswa tersebut untuk melakukan perbaikan nilai ujian hingga satu hari sebelum pembagian raport, Rabu (25/6/2025).
"Bahkan sudah di-chat lewat pribadi, tapi anak ini acuh saja," imbuhnya.
Namun hingga pembagian rapor, siswa yang dimaksud tidak melakukan remedial.
"Saat kami tanyakan waktu dia tak naik kelas, kenapa sampai Rabu tak lakukan perbaikan? Dia jawab saya sibuk pak, katanya. Memang dia kerja di luar sekolah katanya, tetapi harus bisa dipisahkan antara waktu kerja dan belajar," ungkap Josua.
Selain itu, pihak sekolah juga mencatat bahwa siswa tersebut sering bolos atau cabut dari sekolah.
"Pihak sekolah atau wali mencatat beliau sering tidak hadir di sekolah dan juga cabut," imbuhnya.
Kepala SMAN 1 Selayar ini juga mengaku, siswa bersangkutan sering bermasalah di sekolah, hingga orang tuanya kerap dipanggil.
"Kami pernah memanggil orang tuanya agar anak tersebut dapat berubah atau lebih baik ke depannya, tapi pihak sekolah menilai nampaknya belum ada perubahan," tuturnya.