TRIBUNBATAM.id, BATAM - Harga daging sapi beku di Batam cenderung naik sejak sepekan terakhir.
Harga daging sapi beku di Batam yang semula berkisar Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram kini menembus angka Rp 115 ribu.
Kenaikan harga daging beku di Batam ini memicu keprihatinan berbagai pihak.
Berdasarkan data dari situs resmi Informasi Bahan Pokok Kota Batam, harga daging sapi beku impor per 15 Juli 2025 tercatat mencapai Rp 120.000 per kilogram, atau naik Rp 15.000 (12,5 persen) dibanding harga sebelumnya.
Kenaikan ini terjadi secara tiba-tiba setelah harga stabil di kisaran Rp 88.000 hingga Rp 105.000 sejak pertengahan Juni 2025.
Mengenai kenaikan ini, warga mengaku terpaksa menahan diri untuk membeli daging beku dalam jumlah besar karena harga masih tinggi.
Sebagian bahkan lebih memilih membeli daging segar, yang selisih harganya hanya sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram.
"Kalau beda harganya cuma sedikit, mending beli daging segar ajalah, nanggung. Lebih enak kan dan harganya stabil segitu-gitu aja," ujar salah seorang pembeli yang enggan disebutkan namanya.
Berdasarkan pantauan, harga daging segar di Batam masih berada di kisaran Rp 145 ribu per kilogram, dan belum mengalami perubahan dalam dua pekan terakhir.
Atas kondisi tersebut, Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengaku jajarannya telah melakukan koordinasi lintas instansi, termasuk dengan para distributor bahan pokok.
"Setelah saya dan Pak Mardanis berkomunikasi, saya langsung minta beliau untuk menindaklanjuti dengan para stakeholder, termasuk distributor dan UPT teknis," ujar Amsakar Achmad saat ditemui usai acara silaturahmi dengan kader posyandu di kawasan Nagoya City Walk, Lubukbaja, Kota Batam, pada Selasa (15/7/2025).
Kenaikan harga daging beku di Batam ini harus segera diantisipasi karena berpotensi berdampak pada inflasi daerah.
"Kalau terjadi lompatan harga, itu bisa mempengaruhi inflasi. Kami ingin inflasi ini stabil. Tidak boleh naik, tapi juga tidak boleh turun," tegasnya.
Inflasi yang terlalu tinggi menandakan daya beli masyarakat sedang tertekan.