Sementara inflasi yang terlalu rendah menunjukkan pelaku usaha mengalami kesulitan menjual barang.
"Inflasi itu harus dijaga di kurva normalnya. Bergeser sedikit tidak masalah, tapi kalau melonjak, artinya ada persoalan serius di daya beli. Kalau turun drastis, distributor bisa merugi," kata Amsakar Achmad.
Terkait penyebab kenaikan harga, Amsakar Achmad menyebut kemungkinan karena pasokan dari luar negeri yang mulai terbatas serta minimnya stok cadangan di cold storage lokal.
"Pasokan dari luar semakin terbatas kemudian juga stok cadangan di Cold storage terbatas. Coba disidak dan lakukan rapat terpadu dimana letak masalahnya dimana, kalau memang ada problem persoalan import, rasa-rasanya selama ini normatif, lancar-lancar saja," sebut Amsakar.
Meski begitu, pria 56 tahun ini belum menyimpulkan pasti penyebab kenaikan daging sapi beku tersebut.
"Kalau memang ada persoalan impor dari Australia karena kita memang ambil dari sana atau dalam negeri dari Lampung, dan jumlah produksinya terbatas, ya kita tidak bisa intervensi langsung," ungkap Amsakar Achmad.
Namun, ia memastikan jika persoalan ini berada dalam batas kewenangan pemerintah daerah, maka langkah intervensi akan segera dilakukan, namun jika tidak akan berupaya memberi solusinya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam, Mardanis, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau telah menggelar rapat bersama para distributor bahan pokok.
Rapat tersebut digelar untuk menelusuri penyebab lonjakan harga daging sapi beku dan mencari solusi penstabilan harga di pasaran.
Sebagai informasi, Ketua Asosiasi Distributor Bahan Pokok Batam, Ariyanto, membenarkan adanya kenaikan harga di tingkat distributor.
Ia mengatakan masih melakukan penelusuran terhadap penyebab utamanya.
"Harga sebelumnya di kisaran Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram. Kenaikan ini cukup tinggi dan di luar kebiasaan,” ujarnya.
Menurut Ariyanto, harga daging beku yang beredar di Batam mengikuti fluktuasi harga dari negara asal seperti Australia dan Selandia Baru.
Selain itu, skema transit distribusi melalui Singapura juga turut memengaruhi harga akhir di pasar lokal. (TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)