"Pihak BP Batam sudah turun. Saat BP Batam turun aktivitas pemotongan sempat dihentikan. Namun setelah pihak BP Batam pergi mereka kembali beraktivitas," bebernya.
Sebelumnya pada Kamis (7/8/2025), polisi juga sudah turun dan minta proyek dihentikan sementara, karena izinnya belum lengkap serta membuat khawatir warga.
"Jadi hari ini aktivitasnya sudah dihentikan, tapi tidak tahulah apakah mereka akan beraktifitas kembali," kata Supriadi.
Supriadi juga mengatakan jika bukit tersebut rencananya akan dibangun perumahan serta melibatkan anggota DPRD Batam, Leo Anggara Saputra.
Dalam hal ini, Supariadi tak menolak adanya pembangunan.
Hanya saja ia berharap pembangunan jangan sampai membuat orang lain menjadi korban.
Sementara mengenai pemotongan Bukit di samping permata Bukit Kemuning, Leo Anggara Saputra yang dikonfirmasi membenarkan bahwa lahan di lokasi milik perusahaan PT Cakrawala Sukses Mandiri.
Leo mengatakan seluruh izin dari BP Batam sudah dimiliki, termasuk izin pemotongan bukit.
Hanya saja untuk izin yang dimiliki sudah tidak aktif dan harus diurus kembali.
"Izin semua lengkap, hanya izin pemotongan bukit yang sudah tidak aktif, jadi kita juga sudah koordinasi dengan BP Batam untuk mencari solusi, karena investasi harus terus berjalan," ungkap Leo.
Ia mengaku sudah bertemu dengan BP Batam, dan sudah disepakati solusinya.
"Nanti pihak Konsultan BP Batam akan turun ke lokasi mengecek dampak yang diakibatkan dari aktivitas pemotongan bukit di lokasi," kata Leo.
Dia juga mengatakan saat ini pihaknya menghentikan aktivitas pemotongan bukit sementara, sampai kunjungan konsultan BP Batam turun.
Selanjutnya nanti konsultan BP Batam akan mengeluarkan hasil dari hasil survei, agar dampak yang ditimbulkan tidak mengganggu lingkungan.
Dia juga mengatakan nantinya setelah konsultan BP Batam turun.
Maka akan dilakukan rapat mencari solusi agar pengerjaan bisa dilanjutkan.
"Karena investasikan harus terus berjalan," kata anggota DPRD Batam itu. (TribunBatam.id/Pertanian Sitanggang)