Saat itu sama sekali tidak ada ditemukan bercak darah di lokasi.
Dari keterangan ibu korban, Suyati (56), anaknya itu pergi meninggalkan rumah sekira pukul 18.00 WIB pada 12 April.
Jasadnya ditemukan sekitar 1 km dari rumah. Saat ditemukan bagian kepalanya penuh dengan luka yang diduga sabetan benda tajam.
"Pergi dari rumah untuk beli nasi sore-sore itu karena katanya dia lapar. Saya baru pulang undangan sempat ditanyanya mamak bawa apa. Karena nggak ada dan dia bilang lapar, saya suruh beli nasi dan itulah dia pergi naik sepeda motor," sebut Suyati.
Suyati saat itu menyebut tidak ada memiliki firasat apa pun. Ia semakin gelisah ketika setelah azan magrib anaknya tidak juga kembali ke rumah.
Keluarga semakin panik karena hingga malam hari ketika dicari-cari ke rumah teman-temannya juga tidak ditemukan.
"Kami malam sudah enggak tidur karena nggak pernah dia nggak pulang. Abang sama bapaknya cari ke rumah temannya pun enggak ada. Saya juga ikut cari malam-malam itu sampai naik becak muter-muter," kata Suyati.
Pihak keluarga menduga bahwa pelaku adalah kelompok geng motor. Hal ini mengingat dalam waktu sebulan terakhir kelompok geng motor bukan hanya beraksi tengah malam saja, tapi juga sore hari di Lubuk Pakam.
Apalagi lokasi tempat awal pertama kali jasad korban ditemukan jauh dari area pemukiman warga.
"Adik aku ini anak baik. Nggak pernah dia gabung-gabung sama kelompok geng motor gitu. Mainnya pun nggak pernah jauh-jauh," ucap abang kandung korban, Diki.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul "TERUNGKAP Motif Pembunuhan Ilham Siswa SMP di Lubuk Pakam Ternyata Gegara Ejek-ejekan Nama Bapak"