Ia bekerja sebagai Human Resources Development (HRD), staf di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di perusahaan swasta di Purwakarta.
Dea sudah menikah, ia memiliki suami yang bekerja di Perum Jasa Tirta (PJT) II.
Ia merupakan anak dari pasangan Sukarno (65) dan Yuli Ismawati (55).
Seorang tetangga bernama Salbiah, mengungkap sosok Dea dalam kesehariannya.
Menurut Salbiah, sosok Dea dikenal sebagai gadis yang ramah dan pandai bergaul.
"Dia baik, suka bergaul sama semua orang. Saya enggak dengar dia punya masalah dengan siapa pun," ungkapnya.
Salbiah mengatakan, Dea tinggal berdua dengan pembantunya.
Sementara suaminya bekerja di Perum Jasa Tirta (PJT) II dan pulang pada malam hari.
Kronologi Pembunuhan
Detik-detik terakhir Dea Permata Karisma sebelum dibunuh itu diungkap tetangganya yang bernama Salbiah.
Dea ditemukan tewas pertama kali oleh pembantunya di kediamannya di Komplek PJT II Blok D, Selasa (12/8/2025) siang.
Sebelum tewas diduga dibunuh, Dea sempat meminta pembantunya belanja.
Saat itu, kata Salbiah, Dea terlihat normal.
"Tadi sekitar jam 10 pagi, saya mau beli sayur. Bu Dea juga keluar, kayaknya mau belanja. Jam 11 siang, kami pulang hampir bersamaan," ujar Salbiah. "Saya sempat sapa dia yang lagi makan. Dia bilang buru-buru karena mau hujan dan jemurannya banyak," sambungnya. Namun, tak disangka, beberapa jam kemudian, pembantu Dea berlari ketakutan sambil berteriak,
"Ibu-ibu, Bu Dea dibunuh," ujar Salbiah menirukan pembantu korban.
Salbiah dan warga lain langsung bergegas ke rumah Dea.
"Saya mau masuk, tapi di depan pintu ke dapur sudah ada jejak darah. Saya enggak berani lanjut, takut," katanya. "Kayak bekas kaki habis menginjak darah," tambahnya.