"Baru sejak kakak-kakaknya yang tua jual barang-barang untuk keperluan hidup, para tetangga, kami semua, jadi merasa iba dan ingin membantunya," ucap dia.
Ditambah lagi, pemilik rumah sempat datang menagih kekurangan pembayaran rumah kontrakan yang mereka tempati.
Oleh karena itu, beberapa upaya coba dilakukan warga guna membantu mereka.
"Kami sudah coba menghubungi ibu mereka tapi tidak direspons, coba dihubungi oleh anaknya sendiri juga responsnya seperti itu."
"Makanya kami terus hubungi Dinsos, orang DPRD, Alhamdulillah langsung direspons dengan baik," kata Masbukin.
Seorang warga setempat, Sofyan mengatakan, warga merasa prihatin atas apa yang dialami oleh kelima anak tersebut.
Apalagi, selain putus sekolah, Essel dan Andre belum bekerja, sehingga belum memiliki pemasukan untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
"Cukup miris, tidak hanya AC (pendingin ruangan) maupun televisi, tapi mereka juga sampai jual galon (air minum) untuk biaya kebutuhan hidup."
"Apalagi mereka kemarin juga sempat ditagih kekurangan uang rumah kontrakannya Rp10 juta, bagaimana kami tidak merasa kasihan," tutur Sofyan.
Atas fenomena tersebut, ada warga yang kemudian menghubungi pihak terkait, hingga berinisiatif membuka donasi untuk dapat membantu mereka.
Termasuk, membantu menghubungi pihak terkait yang bisa membantu memberikan pekerjaan bagi Essel maupun Andre.
"Tiga adiknya sudah ditangani oleh Dinsos dan KBPPPA, sedangkan untuk Essel dan Andre coba kami upayakan agar bisa bekerja."
"Alhamdulillah, kemarin dari Kepala Desa Yosowilangon sudah menyanggupi mereka akan diperbantukan di dapur makan program MBG (makan bersama gratis), mudah-mudahan bisa segera bekerja agar dapat penghasilan," ucap Sofyan.
Harapan warga supaya pihak terkait ikut membantu terkabul, setelah jajaran DPRD Gresik bersama dengan Dinas Sosial dan juga Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Gresik, bergerak bersama dalam membantu memberikan solusi bagi kelima bersaudara tersebut.
"Sudah, kami sudah koordinasi dengan Dinsos dan KBPPPA, dengan tiga dari mereka sudah ditangani dan kini sudah berada di rumah aman KBPPPA Gresik," tutur Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Muchamad Zaifudin.
Sementara itu, Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik, dr Titik Ernawati, membenarkan bahwa untuk sementara Dexta, Kimora, dan Ceis yang masih berusia tiga tahun, akan berada di rumah aman.
"Untuk tindak lanjut akan dilakukan pendampingan psikolog dari UPT PPA, untuk konseling dan juga layanan psikososial," kata titik. (Kompas.com)