Pertumbuhan Ekonomi Anambas Triwulan II Naik 23,35 Persen, DBH Migas Diprediksi Meningkat

Bupati Anambas Aneng menyebut, tingginya angka pertumbuhan ekonomi Anambas di Triwulan II ini menandakan bahwa siklus ekonomi daerah berjalan baik

Tribunbatam.id/Novenri Simanjuntak
PERTUMBUHAN EKONOMI ANAMBAS - Bupati Kepulauan Anambas Aneng menyatakan, pertumbuhan ekonomi Anambas dari data BPS meningkat di angka 23,35 persen di triwulan II 2025, Kamis (2/10/2025) 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas, Triwulan II 2025 tercatat mencapai 23,3 persen. 

Angka ini menjadi yang tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Hal ini disampaikan oleh Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, saat dikonfirmasi, Kamis (2/10/2025).

"Kalau Natuna di angka sekitar 18 persen sekian, dan daerah lainnya saya belum periksa secara rinci. Tapi untuk se-Provinsi Kepri, Anambas yang tertinggi," ujar Bupati Aneng.

Ia menyebutkan, tingginya angka pertumbuhan ini menandakan bahwa siklus ekonomi daerah berjalan baik.

Hal ini ditandai dengan kelancaran pembayaran TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) dan gaji pegawai tepat waktu, serta masuknya sejumlah investasi strategis, khususnya di sektor migas (minyak dan gas).

Tak hanya itu, berbagai program pembangunan yang sedang digencarkan Pemkab Anambas turut mendorong aktivitas ekonomi.

Di antaranya, pembangunan RSUD Tipe C, program Sekolah Rakyat, program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan waduk di Jemaja dan proyek strategis lainnya.

"Ini bukan pendapat saya pribadi, tapi berdasarkan data resmi BPS. Silakan dicek langsung," ujarnya.

Dengan capaian ini, ia berharap pertumbuhan ekonomi Anambas dapat terus dipertahankan dan membawa manfaat langsung bagi masyarakat.

"Kami berharap capaian ini tidak hanya menjadi angka statistik, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Anambas harus terus dijaga agar membawa dampak nyata bagi kesejahteraan warga," tuturnya.

Senada dengan itu, Kabag Ekonomi Setda Anambas, Yohanes mengemukakan, peningkatan tajam ini, menandai pemulihan dan percepatan ekonomi daerah, terutama jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi Anambas justru terkontraksi sebesar -5,67 persen ketika migas mengalami penurunan produksi.

Peningkatan pertumbuhan ini, katanya, sangat dipengaruhi oleh naiknya produksi minyak dan gas (migas).

"Sektor migas masih menjadi komponen utama dalam struktur PDRB Anambas dan memberikan dampak langsung terhadap indikator ekonomi lainnya," ucap Yohanes.

Ia menyebutkan, peningkatan pertumbuhan ekonomi ini diyakini akan berdampak positif pada besaran Dana Bagi Hasil (DBH) migas yang diterima daerah.

"Pertumbuhan ekonomi dengan migas memberikan pengaruh besar terhadap pendapatan daerah. Ini akan berdampak pada perhitungan DBH, khususnya dari sektor migas," ujarnya.

Menurutnya, DBH migas masih menjadi penopang utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Anambas.

Dengan kenaikan lifting migas, pemerintah daerah memproyeksikan peningkatan signifikan pada jumlah transfer dana dari pusat yang nantinya memperkuat struktur fiskal daerah.

"Logikanya, peningkatan ini turut mendorong kelancaran belanja pemerintah daerah, termasuk pembayaran gaji pegawai dan kegiatan pembangunan," tuturnya.

Intinya, Yohanes menegaskan, tidak akan ada penundaan belanja daerah selama transfer dana berjalan optimal.

"Dengan naiknya pertumbuhan ekonomi dan transfer dana, tidak terjadi penundaan pembayaran belanja maupun gaji pegawai. Ini berdampak pada lancarnya perputaran uang di masyarakat dan peningkatan daya beli," ujar Yohanes.

Meskipun begitu, ia mengingatkan, data pertumbuhan ekonomi yang dirilis saat ini masih mencerminkan kondisi hingga Juni 2025.

Sementara itu, perkembangan ekonomi yang terjadi di lapangan saat ini sudah memasuki triwulan III dan data resminya masih menunggu rilis BPS dalam waktu dekat.

"Data ini kan kondisi triwulan II. Jadi kalau bicara situasi di lapangan sekarang, tentu sudah berbeda. Tak ada korelasinya jika misalnya di lapangan, saat ini pasar ternyata sepi. Kita tunggu data triwulan III dari BPS yang kabarnya akan segera dirilis dalam waktu dekat," pungkasnya. (TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved