PRAKIRAAN CUACA

Prakiraan Cuaca Anambas Periode 3-6 November 2025, Umumnya Berawan-Hujan Ringan

BMKG Tarempa prediksi wilayah Anambas akan alami hujan dalam beberapa hari ke depan. Secara umum dari 3-6 November, berawan-hujan ringan

Tibunbatam.id/Novenri Simanjuntak
CUACA ANAMBAS - Potret kondisi cuaca Anambas saat diguyur hujan lebat disertai angin. Prakiraan cuaca Anambas empat hari ke depan mulai 3 November 2025 berpotensi berawan hingga hujan ringan 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Sejak Oktober kemarin hingga November 2025 ini, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), rutin diguyur hujan.

Secara umum, hujan yang turun di Anambas terjadi setiap hari, baik pagi, siang malam maupun dini hari.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini disertai petir/kilat serta angin kencang.

Meski begitu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini kerap berlangsung singkat, setelahnya berawan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarempa menyatakan, cuaca hujan di Anambas ini masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Berdasarkan prediksi BMKG, mulai tanggal 3-6 November 2025 secara umum cuaca bakal berawan-hujan ringan.

BMKG mengeluarkan peringatan dini, potensi hujan lokal dan perubahan kondisi laut akibat dinamika atmosfer regional.

Kepala BMKG Tarempa, Samuel Sutanto Sidauruk mengatakan kondisi atmosfer saat ini masih mendukung pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Anambas.

"Prakiraan cuaca Anambas beberapa hari ke depan berawan dan berpotensi hujan ringan," ujar Samuel, Senin (3/11/2025).

Samuel menjelaskan, beberapa fenomena global dan regional sedang memengaruhi pola cuaca di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Kepulauan Anambas.

Salah satunya, Indeks Dipole Mode (DMI) yang menunjukkan nilai -1,27 atau berada dalam kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

Menurutnya, kondisi IOD negatif menandakan suhu permukaan laut di wilayah Indonesia Bagian Barat lebih hangat sehingga memicu peningkatan penguapan dan pembentukan awan hujan di wilayah tersebut.

"IOD negatif berkontribusi besar terhadap peningkatan curah hujan di wilayah barat Indonesia, termasuk Anambas. Udara yang lembap dan suhu laut hangat membuat potensi hujan masih cukup tinggi," terangnya.

Selain itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) juga turut berperan.

Berdasarkan pemantauan BMKG, MJO diprediksi aktif secara spasial di Kepulauan Riau, Laut Natuna dan Laut Natuna Utara.

"MJO ini, membuat peningkatan pertumbuhan awan hujan menjadi lebih intensif," jelasnya.

Di sisi lain, BMKG juga mendeteksi adanya sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan.

Fenomena tersebut membentuk daerah konvergensi dan konfluensi angin yang menyebabkan perlambatan kecepatan angin dan mendukung pembentukan awan hujan di sekitar Laut Cina Selatan dan Laut Natuna.

Kecepatan angin di Laut Cina Selatan bahkan terpantau mencapai lebih dari 25 knot, sehingga berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut di kawasan tersebut.

"Kecepatan angin ini berpotensi membuat ketinggian gelombang laut dan patut diwaspadai," katanya.

Sebagai informasi, di perairan Anambas sendiri, angin bertiup dari arah barat laut dengan kecepatan 4 hingga 13 knot.

Untuk kondisi gelombang laut, BMKG memperkirakan ketinggian di perairan utara dan selatan Anambas berkisar antara 1,25 sampai 2,5 meter.

Tinggi gelombang tersebut tergolong dalam kategori sedang dan perlu diwaspadai oleh masyarakat yang beraktivitas di laut.

"Nelayan dan pengguna transportasi laut harus memperhatikan prakiraan cuaca sebelum melaut, karena perubahan bisa terjadi cukup cepat," imbau Samuel.

BMKG Tarempa juga mengingatkan masyarakat untuk tetap memantau informasi terbaru mengenai kondisi cuaca dan gelombang laut melalui kanal resmi BMKG.

Hal ini penting agar kegiatan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan pelayaran, dapat berjalan dengan aman dan lancar. (TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved