Natuna Terkini

Kisah Zulkifli Guru Ngaji Rumahan di Natuna, Puluhan Tahun Wakafkan Hidup untuk Al-Qur’an

Semangat menghidupkan lentera Al-Qur’an di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tak pernah padam.

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam/Birri Fikrudin
Zulkifli (65) guru ngaji rumahan di Natuna yang sudah puluhan tahun mendedikasikan diri untuk Al-Qur'an. Foto diambil Rabu (3/9/2025). 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Semangat menghidupkan lentera Al-Qur’an di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tak pernah padam.

Dari pelosok kampung hingga pusat kota, cahaya pengabdian para guru ngaji terus bersinar.

Di antara ratusan guru ngaji itu, ada sosok sederhana bernama Zulkifli (65).

Pria kelahiran Midai ini, telah mendedikasikan hidupnya untuk mengajarkan Al-Qur’an sejak puluhan tahun silam.

Saat ditemui tribunbatam.id di acara penyerahan insentif guru baca Al-Qur’an oleh Pemkab Natuna, Rabu (3/9/2025), Zulkifli hadir dengan kopiah putih di kepala dengan senyum yang tak pernah pudar.

“Saya ini kalau mengajar ngaji sudah dari tahun 1974 di Midai. Kemudian pindah ke Ranai 1985, sempat tinggal Batubi juga tahun 1995, dan sejak 2000 sampai sekarang saya di Pering, Bandarsyah,” ceritanya.

Dimanapun ia berpindah, satu hal yang tak pernah ia tinggalkan, yaitu mengajar ngaji.

Bagi Zulkifli, mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur’an adalah jalan hidup yang telah ia wakafkan.

Ia mengajar gratis, tanpa pernah memungut biaya.

Anak-anak berdatangan ke rumahnya selepas Magrib.

Tiga kali seminggu, mereka belajar iqra, tajwid, hingga tilawah.

Smentata, malam Sabtu, ia khususkan untuk mengajar di Masjid Al-Istiqomah Pering.

“Selama ini saya mengajar ngaji gratis, ini amal jariyah saya, dan saya ikhlas,” ujarnya.

Meski usia tak lagi muda, tubuhnya tetap sehat dan semangat menhidupkan Al-Qur'an tetap menyala.

Hingga kini, dia masih setia duduk bersama puluhan anak di pondok kecil miliknya.

Saat ini, lebih dari 20 murid rutin belajar di rumahnya.

Di balik kesederhanaannya, Zulkifli adalah pencetak generasi Qur’ani.

Beberapa muridnya bahkan telah ikut serta di ajang MTQ tingkat kabupaten hingga provinsi.

“Alhamdulillah, ada sekitar 20 murid yang pernah ikut MTQ dan STQ. Itu sudah cukup membanggakan saya,” katanya bangga.

Zulkifli bersyukur, baru kali ini dirinya menerima insentif dari Pemkab Natuna.

Baginya, bantuan itu bukan hanya rezeki, tapi juga bentuk perhatian pemerintah terhadap guru ngaji rumahan.

“Ini pertama kali saya dapat insentif. Rasanya terbantu, dan juga bisa untuk bantu perlengkapan anak-anak mengaji. Saya ucapkan terima kasih,” ucapnya.

Disela-sela rutinitasnya, Zulkifli hanya berkebun kecil-kecilan.

Ia percaya rezeki selalu ada jalannya. Kadang, orang tua murid memberi sedekah, dan itu ia terima dengan rasa syukur.

“Satu hal yang saya pegang, barangsiapa yang membaca dan mengajarkan Al-Qur’an dengan ikhlas, Allah akan beri kemudahan. Itu sudah terbukti dalam hidup saya,” kenangnya.

Kini, di usia senja, Zulkifli hidup tenang bersama istrinya. Sembilan anaknya sudah dewasa, bekerja, dan berkeluarga.

“Bagi saya, kesenangan itu bukan dari uang. Tapi ketika melihat anak-anak bisa baca Al-Qur’an dengan baik, hati saya tenang. Itu kebahagiaan yang sesungguhnya,” tuturnya.

Harapannya sederhana, agar guru-guru ngaji di Natuna tetap semangat menyalakan cahaya Al-Qur’an di bumi perbatasan.

“Semoga semangat mengajarkan Al-Qur’an di Natuna selalu tumbuh, dengan dukungan dari semua pihak,” pungkasnya. (Tribunbatam.id/birrifikrudin).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved