GURU SMP TEWAS
Obrolan Terakhir Ibu Korban dengan Guru SMP di OKU sebelum Tewas, Rasakan Firasat Aneh
Kasyati juga menduga bahwa handphone anaknya yang hilang, berisi akun aplikasi perbankan BRIMO.
TRIBUNBATAM.id - Kepedihan masih dirasakan Kasyati yang harus kehilangan putrinya bernama Syaidatul Fitriyah (27).
Syaidatul merupakan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), di SMP Negeri 46 OKU, Desa Air Itam, Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Tak disangka, Syaidatul ditemukan tewas dalam kondisi kaki terikat lakban, tangan terikat, dan mulutnya dibekap dengan jilbab di kamar kosnya di Desa Suka Pindah, Rabu (19/11/2025) malam.
Syaidatul diduga kuat menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang.
Kendati demikian, pihak keluarga menolak melakukan autopsi jenazah Syaidatul.
Kasyati mengaku sedih dengan kabar kematian putrinya dengan cara mengenaskan tersebut.
Ia lantas teringat percakapan terakhir dengan putrinya melalui telepon.
"Katanya hari Kamis mau ke Baturaja naik motor, kupesan agar hati-hati," kenang Kasyati mengenai pembicaraan terakhir mereka, sebelum korban ditemukan meninggal.
Selain itu, Kasyati juga menduga bahwa handphone anaknya yang hilang, berisi akun aplikasi perbankan BRIMO.
Handphone Syaidatul yang belum ditemukan menguatkan motif kejahatan lain dalam kematian korban.
Baca juga: Unggahan Terakhir Guru PPPK di SMP Negeri 46 OKU sebelum Tewas Mengenaskan di Kamar Kos
Firasat dan Mimpi Buruk
Kasyati mengaku tidak menyangka puterinya akan pergi dengan cara yang sangat mengenaskan.
Ia teringat pertemuan terakhir mereka pada 21 Oktober 2025, saat ia menginap di rumah kos Fitri di Desa Suka Pindah.
Sang ibu mengaku merasa sangat tidak nyaman selama menginap di sana.
Sepanjang malam, ia dihantui mimpi buruk, termasuk mimpi bertemu dengan bayi meninggal. Bahkan, sempat ada ular masuk ke kosan.
"Waktu menginap di tempat kos Fitri, aku memang merasa kurang nyaman, sepanjang malam bermimpi buruk. Namun, saya menganggap karena baru pindah di tempat baru jadi tidak terlalu memikirkan firasat yang kurang baik," ujar Kasyati.
Sosok Syaidatul Fitriyah dikenal sebagai gadis yang sederhana, tidak banyak tuntutan, dan masih lajang.
Kasyati mengatakan puterinya belum memiliki pacar.
Ketika mendapat kabar kelulusan sebagai PPPK di SMPN 46 OKU, Fitri sangat bersyukur, meskipun lokasi sekolahnya berada di pelosok pedesaan dan sulit dijangkau.
Untuk sampai ke sekolah dari kosannya di Desa Suka Pindah, ia harus menempuh medan yang cukup sulit dengan jarak tempuh sekitar 2-3 jam menggunakan sepeda motor.
Fitri memilih mengabdi di sana dengan niat tulus ingin mencerdaskan anak bangsa, sebuah langkah yang jarang dipilih remaja seusianya.
Sekolah itu sendiri hanya memiliki tiga kelas dan dipimpin oleh Kepala Sekolah Nuraisyah.
Kini, impian pengabdian guru muda yang baru berkarir dua bulan ini harus terhenti di balik tindak kekejaman.
Sementara pihak kepolisian terus berupaya mengungkap misteri pembunuhan ini.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul "Firasat Buruk Sang Ibu Sebelum Guru PPPK di OKU Tewas, Ungkap Telepon Terakhir"
| Guru Muda Tewas Dibunuh, Tangan Dan Kaki Diikat, Mulut Disumpal Jilbab, Ibu: Anak Gadisku Orang Baik |
|
|---|
| Sosok Sayidatul Fitriyah Ditemukan Tewas di Kos, Guru SMP Baru Dilantik PPPK, Keluarga Tolak Autopsi |
|
|---|
| Unggahan Terakhir Guru PPPK di SMP Negeri 46 OKU sebelum Tewas Mengenaskan di Kamar Kos |
|
|---|
| Tangan Terikat dan Mulut Disumpal Jilbab, Guru SMP Negeri 46 OKU Ditemukan Tewas dalam Kos |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/Guru-PPPK-SMP-Negeri-46-OKU-atas-nama-Sayidatul-Fitriyah-27-ditemukan-tewas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.