Tinggal di Gubuk Berdinding Karung Goni, Nenek Ini Bertahan Hidup dengan Anaknya yang Buta

Nenek renta di Lhokseumawe ini berjuang mempertahankan hidupnya di rumah berdinding karung goni bekas

Editor: Mairi Nandarson
Kompas.com/Masriadi
Nek Bahren (63) duduk santai di gubuknya Desa Paya Terbang, Kecamatan Nibong, Aceh Utara, Senin (17/7/2017). (Kompas.com/Masriadi) 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Nek Bahren (63) duduk santai di gubuknya di Desa Paya Terbang, Kecamatan Nibong, Aceh Utara, Senin (17/7/2017).

Nenek renta ini berjuang mempertahankan hidupnya di rumah berdinding karung goni bekas.

Sebagian dinding dibalut papan yang sudah lapuk.

Tidak ada penutup angin rumah itu. Begitu hujan deras, tempias air membuncah ke dalam rumah.

Baca: SEDIH MEMBACANYA. Kakek Ini Hidup Telantar. Ia Meninggal di Becak. Keluarga Enggan Urus Jenazahnya

Baca: ADA LAGI. Gadis 18 Tahun Ini Nikah dengan Pria Berusia 62 Tahun. Saat Ditanya, Ini Jawabannya

“Saya hidup seadanya, dari bantuan tetangga dan warga,” jelasnya, Senin (17/7/2017).

Untuk bekerja serabutan, tubuhnya tak mampu lagi.

Dulu, dia bekerja sebagai buruh penggarap sawah milik petani lainnya.

Saat ini, dia hanya bisa pasrah dan menghitung hari ke hari.

Nenek Bahren memang ditemani putranya, Muhammad Yusuf (35).

Namun Yusuf kehilangan penglihatan sejak setahun terakhir.

Katarak akut merenggut penglihatan putra bungsunya itu.

Riko seorang bocah yang berusia 8 tahun di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, sudah harus menjadi tulang punggung keluarganya sendiri. Riko bersama adiknya, wulan menjaga ibunya, Wa Eko yang menderita penyakit tumor dan keterbelakangan mental di rumahnya
Riko seorang bocah yang berusia 8 tahun di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, sudah harus menjadi tulang punggung keluarganya sendiri. Riko bersama adiknya, wulan menjaga ibunya, Wa Eko yang menderita penyakit tumor dan keterbelakangan mental di rumahnya (Kompas.com / Defriatno Neke)

Baca: Usianya Baru 8 Tahun, Ayah Sudah Meninggal. Riko Terpaksa Rawat Adik dan Ibunya yang Sakit

“Anak saya dua, satu orang sudah meninggal dunia. Satu lagi Muhammad Yusuf ini. Sedangkan suami sudah lama meninggal dunia,” jelas Nek Bahren.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved