Tahu Konsekuensi Pertahankan Setya Novanto, Ternyata Ini Pertimbangan Golkar
Partai itu pun menyadari akan ada implikasi terhadap citra partai terkait keputusan tersebut.
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar memutuskan untuk mempertahankan Setya Novanto sebagai ketua umum Golkar. Partai itu pun menyadari akan ada implikasi terhadap citra partai terkait keputusan tersebut.
Sebab, Novanto kini berstatus tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan proyek e-KTP.
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, dampak pada elektabilitas partai bukan hanya karena kasus Novanto.
Ada kader lain yang juga tersandung masalah.
Dia mengatakan, hal ini merupakan konsekuensi dan dibahas di internal partai.
Baca: Jokowi Minta Tarif Transportasi Online Tetap Murah
Baca: Jalani Proses BAP, Pengacara Sebut Anak Jeremy Thomas Beli Obat Penenang
Baca: Ikan Laut di Sejumlah Daerah di Indonesia Mulai Makan Plastik. Ini Sebabnya
"Itu konsekuensi, itu sudah kami pikirkan, dan itulah yang kami selalu bicarakan rapat ke dalam. Bahwa ada implikasi politik terhadap elektabilitas, ya bukan hanya dia (Novanto), tapi kan banyak sekali kader-kader Golkar yang kena masalah sekarang ini. Itu pasti," kata Yorrys, usai mengikuti pertemuan Novanto bersama pengurus DPP Golkar dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, di kediaman Aburizal, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2017) malam.
Meski demikian, lanjut Yorrys, jajaran internal Golkar terus melakukan konsolidasi.
Dia menepis anggapan bahwa Golkar mempertahankan Novanto.
"Siapa yang pertahankan, tidak ada yang pertahankan," ujar Yorrys.
Yorrys mengatakan, Golkar tidak tinggal diam jika kemudian Novanto harus ditahan karena kasusnya.
Namun, meski Novanto berstatus tersangka, Golkar meminta semua pihak menghormati asas praduga tak bersalah.
"Kan kita menganut asas praduga tak bersalah. Ini kan proses hukum masih panjang," ujar Yorrys.