Ekonomi Kepri Jeblok, BPS Blak-blakan Kritik Pemprov Kepri: Kurang Lincah Genjot APBD!

Ekonomi Kepri Jeblok, BPS Blak-blakan Kritik Pemprov Kepri: Kurang Lincah Genjot APBD!

Penulis: Thom Limahekin |
Tribun Batam/Argianto DA Nugroho
Ilustrasi urat nadi perekonomian Kepri 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG-Pertumbuhan ekonomi Kepri yang hanya 1.52 persen pada triwulan II ini, sebenarnya dapat diantisipasi oleh Gubernur Kepri.

Baca: Ngeri! Rombongan Kondangan di Karimun Terjatuh ke Laut, Pelantar Kayu ke Pulau Parit Jebol

Baca: Luar Biasa! Aksi Pebalap Zarco Dorong Motor Hingga Garis Finish GP San Marino Mengharukan!

Baca: Tak Sengaja Bertemu Mulan di Pesta Ultah Anak Krisdayanti, Maia Lakukan Hal Mengejutkan Ini

Baca: Heboh! Selingkuh Dengan Brondong, Ibu Muda Cantik Ini Hanya Handukan Saat Digerebek Suami!

Pemerintah provinsi Kepri seharusnya menggenjot secepat-cepatnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kepri sejak tahun anggaran diketok.

Sayangnya, APBD yang diharapkan sebagai stimulan pertumbuhan ekonomi, justru belum terlihat perannya. Hal ini ditandai dengan menurunnya konsumsi pemerintah yang cukup signifikan pada triwulan II 2017.

Sebagaimana dirilis Humas DPRD Kepri, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri menyebutkan bahwa untuk triwulan kedua ini, konsumsi pemerintah justru kontraksi diangka minus 6.66 persen.

“APBD Kepri memang hanya menyumbang 5.23 persen dari total angka pertumbuhan ekonomi. Tapi yang mungkin kita lupa bahwa meski kecil, APBD Kepri ini stimulan.

Dia yang menarik pertumbuhan ekonomi Kepri,” kata Kepala BPS Panusunan Siregar, saat rapat koordinasi antara Bank Indonesia dan Komisi II DPRD Kepri di Kantor Bank Indonesia, Jumat (8/9/2017).

Seharusnya, Pemprov Kepri dan jajaran OPD Kepri harus lincah membelanjakan anggaran itu untuk membangun infrastruktur. Dengan begitu, ekonomi Kepri kembali bergairah. Dengan bergairahnya pembangunan, diharapkan dapat mengangkat laju pertumbuhan ekonomi.

“Saya harus jujur mengatakan bahwa secara fakta empiris analistik statistik, OPD Pemprov Kepri belum memainkan perannya. Bagaimanapun juga pengelolaan APBD, dan APBN ada ditangan mereka,” katanya.

Panusunan menambahkan, bahwa akibat dari lambatnya OPD-OPD ini bergerak, ia memprediksi seluruh sasaran yang ditargetkan tahun sulit terealisasi.

“Dengan capain pertumbuhan ekonomi yang hanya 1,52 persen, maka target RPJMD untuk tahun 2017 yang ditetapkan pemprov Kepri sebesar 5,85 persen tampaknya tidak mungkin lagi bisa dicapai,” katanya lagi.

Selain APBD, BPS dan Bank Indonesia menyebut tiga sektor andalan Kepri saat ini sedang mengalami “sakit” parah. “Industri pengolahan, Konstruksi dan pertambangan-penggalian turun sangat signifikan.

Bahkan industri pengolahan dan pertambangan bahkan mengalami kontraksi (pertumbuhan minus), terburuk dalam tujuh tahun terakhir,” bebernya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved