Sebaiknya Anda Tahu
Heboh! Inilah Fakta Mengejutkan Pierluigi Collina, Wasit Sepakbola Galak Berkepala Botak!
Heboh! Inilah Fakta Mengejutkan Pierluigi Collina, Wasit Sepakbola Galak Berkepala Botak!
BATAM. TRIBUNNEWS.COM-Sebagai anggota korps men in black (baca: wasit), sosoknya gampang dikenali. Kepalanya plontos, tatapannya tajam, bola matanya bulat besar. Sabdanya tegas, susah diganggu gugat.
Baca: Terungkap! Sakit Ginjal Parah, Ini Alasan Bung Karno Tolak Bantuan Warga Jatim dan KKO Pasca G30S!
Baca: Beginikah Pola Kerja Lelang Perawan Situs Nikahsirri.com? Ini Jatah Bagi Hasil Perawannya!
Baca: Ngeri! Lelang Perawan Nikahsirri.com: Syaratkan Tes Keperawananan, Laki-laki Sumpah Pocong!
Baca: Sudah Menikah Namun Masih Sering Masturbasi, Apakah Normal? Mengejutkan Jawabannya!
Baca: Misteri Terbongkar! Kenapa Pria Kerap Mengambil Keputusan Bodoh Ketika Terangsang? Ini Jawabnya!
Pierluigi Collina, hakim lapangan hijau terbaik dunia dalam lima tahun terakhir memang menyimpan pesona, sekaligus misteri.
Mengapa di tanah kelahirannya, ada klub besar yang ogah diwasiti si "Kojak" ini?
Collina memang bukan malaikat, karena dia juga tak luput dari kesalahan saat memimpin pertandingan.
Namun, sebagai manusia normal, prestasi pria kelahiran Bologna, Italia, di kancah perwasitan boleh dibilang luar biasa.
Anak semata wayang pasangan Elia (pegawai negeri) dan Luciana (guru SD) itu tercatat sebagai pemegang penghargaan Premio Bernardi sebagai wasit pendatang baru terbaik Seri A (Liga Utama Italia) pada musim kompetisi 1991/1992.
Dia juga menerima Premio Dattilo (wasit internasional Italia) terbaik 1996/1997 serta Premio Mauro (wasit terbaik) Serie A 1998/1999.
Selain penghargaan dari Asosiasi Wasit Italia, hasil poling Asosiasi Pesepakbola Italia juga menghadiahkan medali Oscar del Calcio buat Collina pada 1997, 1998, dan 2000.
Bahkan induk organisasi sepakbola sejagad, FIFA, memilihnya sebagai wasit terbaik empat kali dalam lima tahun terakhir: 1998, 1999, 2000, dan 2001. '
Puncak prestasi diukir Collina saat FIFA mempercayainya menghakimi partai final Piala Dunia 2002. Duel yang sangat diidam-idamkan wasit di seluruh dunia itu begitu berkesan buat pria 42 tahun ini.