Hebohkan Anambas! Ngaku Petugas PLN, Pasang Pelindung Meteran Lantas Minta Uang Ratusan Ribu!
Waspadalah! Palmatak dihebohkan orang ngaku petugas PLN pasang pelindung meteran lantas minta uang ratusan ribu! Ini jawaban PLN Anambas!
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS-Pemasangan kotak pelindung meteran di Kecamatan Palmatak jadi sorotan.
Itu setelah warga yang meteran rumahnya dipasang kotak pelindung, diminta sejumlah uang.
Parahnya lagi, orang yang memasang kotak pelindung itu mengaku kepada warga kalau berasal dari PLN.
Baca: Mengejutkan! Gara-gara Chat Mesra di Media Sosial, Kota Ini Mendadak Banjir Permintaan Cerai!
Baca: Tajir dan Berlimpah Kekayaan, Siapa Sangka Rumah Penyanyi Dangdut Ini Kondisinya Memprihatinkan!
Baca: Ehem! Beda Banget, Penampilan Ayu Ting Ting Kini Bikin Pangling!
Baca: Terungkap! Obrak-abrik Timor Timur, Pasukan Elite TNI Pakai Kaus Oblong! Mengejutkan Penyamarannya!
"Awalnya tak ada ngomong, tidak ada bilang mereka. Setelah dipasang, mereka kemudian meminta uang. Katanya dari PLN," ujar Roni salahseorang warga Desa Teluk Bayur Kecamatan Palmatak di kantor Manager PLN Rayon Anambas Selasa (3/4/2018).
Ia mengatakan, biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan kotak tersebut mencapai angka ratusan ribu Rupiah. Beberapa dari warga bahkan ada yang sudah membayar karena mengetahui hal itu bersumber dari PLN.
"Harganya tak salah seratus atau seratus lima puluh ribu Rupiah. Karena mereka mengatakan dari PLN, banyak dari warga yang membayar pemasangan kotak meteran itu.
Ada juga beberapa warga yang tidak mau membayar. Karena, merasa tidak ada pemberitahuan sebelumnya," ungkapnya seraya mengatakan ada rencana untuk membuat laporan ke kepolisian mengenai hal ini.
Manager PLN Rayon Anambas, Jannatul Firdaus terkejut mendengar informasi itu. Ia kemudian menegaskan kalau hal tersebut bukan dari PLN.
"Sekali lagi kami tehaskan, itu bukan dari PLN," ujarnya. Ia mengatakan, pencatutan mengatasnamakan PLN, sebelumnya pernah terjadi di salahsatu desa di Anambas.
Warga harus merogoh kocek hingga tiga ratus ribu Rupiah untuk membeli alat yang dipasang agar tagihan listrik tidak membengkak.
"Dulu pernah juga seperti itu. Kami tahunya saat sosialisasi ke desa," ungkapnya. Upaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, diakuinya telah dilakukan salahatunya dengan mengeluarkan surat yang telah disebar pada sejumlah desa.
Tidak hanya itu, nomor pengaduan pun diakuinya telah siapkan untuk memudahkan masyarakat dalam menyampaikan keluhan, termasuk berkoordinasi dengan PLN.
"Surat sebelumnya sudah kami sebarkan, termasuk di sana (Kecamatan Palmatak). Dalam sosialisasi ke desa-desa pun, juga terus kami sampaikan," ujarnya. (*)
