Titiek Soeharto Gabung ke Partai Berkarya, Pengamat: Pilihan Strategis Bagi Kelompok Cendana

Selama ini, dia melihat, kelompok Cendana mempunyai hasrat untuk kembali memainkan peran di politik nasional, namun belum ada ruang.

Istimewa
Titiek Soerharto bergabung ke Partai Berkarya yang didirikan Tommy Soeharto 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens, menilai perpindahan Titiek Soeharto dari Partai Golkar ke Partai Berkarya merupakan pilihan strategis untuk kelompok Cendana.

Selama ini, dia melihat, kelompok Cendana mempunyai hasrat untuk kembali memainkan peran di politik nasional, namun belum ada ruang.

"Berulang-ulang mereka berusaha masuk ke partai-partai politik atau membangun partai baru, tetapi tidak sukses," ujar Boni, Senin (11/6/2018).

Titiek Soeharto atau Siti Hediati Hariyadi perupakan putri keempat Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto.

Titiek adalah mantan istri Prabowo Subianto.

Keduanya menikah pada Mei 1983 dan dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo.

Namun perkawinan pasangan ini berakhir perceraian. Tidak diketahui secara persis kapan pasangan ini berpisah.

Informasi yang berkembang, keduanya bercerai tahun 1998, tak lama setelah Soeharto tumbang.

Partai Berkarya didirikan oleh Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

Menurut Boni, pilihan strategis bagi kelompok Cendana mendukung presiden petahana Joko Widodo.

Melalui Partai Berkarya, kata dia, kelompok ini ingin mendukung pemerintahan dengan cara dan perspektif baru.

Selain itu, apabila Partai Berkarya mendukung Jokowi, maka akan memperkuat dan mensolidkan barisan, karena serpihan-serpihan Partai Golkar akan menyatu kembali.

Tak hanya itu, pilihan terbaik untuk bergabung dengan Jokowi, karena anak-anak Soeharto dapat berkontribusi membangun Indonesia ke depan.

"Meskipun tidak di tangan Golkar, tetapi disatukan simbol Jokowi. Ada kepentingan lain yang mereka mau usung dan mereka tidak bisa diakomodasi oleh Golkar. Sehingga mengambil jalan melalui parpol baru," kata dia.

Namun, apabila kelompok Cendana masuk ke parpol, itu tidak akan menghidupkan era orde baru. Sebab, saat ini, setelah tumbangnya rezim, orang-orangnya menyebar ke partai-partai lain.

"Hari ini Cendana sudah kehilangan dukungan. 32 tahun, Soeharto di-backup militer, pengusaha, kelompok oligarki. Kaum-kaum oligarki ini selama 32 tahun menjadi kekuatan penyokong rezim Soeharto. Tetapi, setelahnya dia tumbang, oligarki kembali cair kemana-mana. Hari ini muncul banyak partai menyebar di partai lain," kata dia.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved