Operasi Rahasia, Kopassus Pukul Mundur Belanda Berkat Strategi 'Kucing-kucingan' Benny Moerdani

Operasi rahasia ini digagas Mayor Benny Moerdani yang kala itu masih berumur 29 tahun.

Benny Moerdani 

TRIBUNBATAM.id - Pasca-kemerdekaan 17 Agustus 1945, tepatnya di awal 1960-an terjadi konflik selama dua tahun antara  Indonesia dan Belanda dalam memperebutkan Papua Barat.

Diketahui, saat memproklamirkan kemerdekaan, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda. Termasuk wilayah Papua Barat di dalamnya. Di sisi lain, Belanda justru menganggap Papua merupakan provinsi Kerajaan Belanda.

Dalam upaya menggabungkan Papua Barat ke wilayah Indonesia, Presiden Soekarno akhirnya mengumumkan Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961 dan membentuk Komando Mandala yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto.

Berbagai operasi militer pun dilakukan, termasuk Operasi Naga. Operasi rahasia ini digagas Mayor Benny Moerdani yang kala itu masih berumur 29 tahun.

Sayangnya, tidak ada perwira senior yang berani memimpin operasi lewat jalur udara tersebut gara-gara satu hal, yaitu belum ada satu pun operasi udara yang berhasil di Papua.

Baca: Di Balik Operasi Kopassus Tumpas Pembajak Pesawat DC9 Woyla. Jenderal Moerdani Nekat Menyusup

Baca: Kisah Benny Moerdani, Dipaksa Menikah Oleh Bung Karno dan Selalu Membawa Bekal Masakan Istri

Baca: Inilah Percakapan Terakhir Jenderal Benny Moerdani dan Sniper Musuhnya

Pasukan yang diterjunkan ke wilayah itu selalu hilang 100 persen.

Adapun yang bersedia adalah Benny Moerdani. Padahal pangkatnya masih belum cukup untuk memimpin unit kesatuan besar. Staf Operasi Tertinggi Mayor Jenderal Ahmad Dhani pun tak punya banyak pilihan.

Benny Moerdani menyasar Merauke sebagai target operasinya.

Seperti dilansir dari buku Benny Moredani Yang Belum Terungkap (Kepustakaan Populer Gramedia bekerja sama dengan Majalah Tempo), pagi itu, Sabtu, 23 Juni 1962, sebanyak 213 anggota pasukan diterjunkan.

Penerjun dengan nama sandi Pasukan Naga itu lompat dari tiga pesawat Hercules.

Namun, penerjunan justru kacau balau. Para pasukan terjun ke Merauke tanpa tahu bagaimana kondisi di bawah mereka. Apalagi saat itu kondisi Papua masih gelap.

Seorang Letnan Satu Ben Mboi tergantung 10 meter dari tanah setelah menerabas cabang-cabang pohon. Ia bisa selamat setelah memotong ikatan payung dan memakai tali untuk turun.

Ben Mboi adalah salah satu anggota pasukan yang selamat, banyak dari temannya justru bernasib buruk. Mereka tewas tergantung atau terjebak di rawa.

Sementara itu, sang pemimpin operasi Benny Moerdani tersangkut di pohon kemiri.

Belakangan diketahui, tiga pesawat Hercules yang membawa pasukan salah memilih tempat penerjunan. Pasukan justru terjun 30 kilometer di utara titik penerjunan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved