Kerugian Bencana Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah Capai Rp 15 Triliun
Kerugian materiil akibat bencana alam di Provinsi Sulawesi Tengah diperkirakan mencapai Rp 15,29 triliun per 23 Oktober 2018.
TRIBUNBATAM.id - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menaksir kerugian materiil akibat bencana alam di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai Rp 15,29 triliun per 23 Oktober 2018.
Menurut dia, angka itu didapat setelah tim hitung cepat melakukan penghitungan menggunakan metode hitung cepat atau quick count, dengan melihat dari lima sektor, yaitu pemukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya, dan lintas sektor.
"Laporan sementara hitung cepat kerusakan dan kerugian di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong per 23 Oktober 2018, sebesar Rp 15,29 triliun," ujar Sutopo, di kantor BNPB, Jumat (26/10/2018).
Baca: Selamat dari Gempa Palu, Atlet Paralayang Singapura Ini Tewas di India Saat Beraksi
Baca: Viral! Video Balita Selamat setelah 2 Minggu Hanyut di Lumpur saat Gempa Palu, Ini Fakta Sebenarnya!
Baca: 4 Fakta Bocah Pengungsi Gempa Palu Jadi Korban Perkosaan. Pelaku Kecanduan Isap Lem
Dia menjelaskan, angka itu didapat dari empat wilayah kota/kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang terdampak bencana alam.
Empat wilayah tersebut, yaitu Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong
Berdasarkan data, kata dia, total kerugian di empat wilayah itu sebesar Rp2,02 triliun atau 13,2 persen.
Sedangkan, kerusakan sebesar Rp13,27 triliun atau 86,8 persen.
Kota Palu mengalami kerugian dan kerusakan terbesar, karena menjadi lokasi yang diterjang tsunami hingga setinggi 11,3 meter.
Kerugian dan kerusakan mencapai Rp 7,6 triliun atau 50 persen.
Sementara itu, kerugian dan kerusakan terbesar kedua di Sigi dengan Rp4,9 triliun atau 32,1 persen.
Lalu, di Donggala Rp2,1 triliun atau 13,8 persen dan Parigi Rp631 miliar atau 4,1 persen.
"Biasanya kerugian lebih besar dari kerusakan. Kalau sekarang masih lebih kecil, data masih basis data sementara," ungkapnya.
Angka itu diperkirakan akan bertambah mengingat basis datanya masih terbatas dan bersifat sementara.
“Tentu data juga akan bergerak dinamis seperti di Lombok, karena jumlah kerugian juga berdasarkan data bangunan berapa, insfrastruktrur berapa, ekonomi produktif gimana. Jumlah kerugian dan kerusakan akan bertambah," kata dia.
Dia menambahkan, pemerintah akan berusaha memulihkan kembali seluruh wilayah terdampak gempa.
Namun, lanjut dia, itu semua harus membutuhkan waktu yang tak sedikit.
"Kami membutuhkan waktu membangun kembali Palu menjadi lebih baik," tambahnya. (*)
*Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kerugian akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng Capai Lebih dari Rp 15 Triliun