Tinggal di Gubuk Tua Beraroma Kotoran Babi, Sudah 12 Tahun Kaki Tarsa Dipasung Orangtuanya

Bau kotoran babi bersama dengan tinjanya yang dibuang di lubang gubuk itu menimbulkan bau busuk yang menyengat dan kondisi sangat tidak sehat.

KOMPAS.com/Markus Makur
Tarsisius Antonius Amat (40), Orang Dengan Gangguan Jiwa dipasung di Kampung Mbapo, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Jumat (9/11/2018). Tarsa sudah 12 tahun dipasung di gubuk reot dibelakang rumah orangtuanya. 

TRIBUNBATAM.id, BORONG - Tarsisius Antonius Amat, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kampung Mbapo, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT sudah 12 tahun dipasung dalam gubuk berdinding dan beralas pelepah bambu yang nyaris roboh di belakang rumah keluarga.

Kondisinya sangat memprihatinkan. Gubuk yang dibuat keluarganya sudah sangat tua dan dinding dan alasan gubuknya itu yang terbuat dari pelupuh bambu sudah rusak.

Gubuknya berpanggung. Jeritannya itu disampaikan kepada orang yang berkunjung, Jumat (9/11/2018).

Ia bertanya, "Bisa buka dua balok di kaki saya hari ini?".

Selain itu, di sekitar gubuknya itu ada keluarganya yang memelihara babi.

Baca: Penembakan di California, Berhenti Menembak Untuk Update Status di Instagram, Lalu Menembak Lagi

Baca: Mirip TikTok, Facebook Resmi Luncurkan Aplikasi Video Lasso. Begini Cara Mendapatkannya!

Baca: Kasus Bayi 11 Bulan Tewas Diperkosa, Warga Malaysia Marah, Desak Hukuman Mati Tetap Diberlakukan

Baca: TERNYATA GAMPANG! Begini Cara Menyembunyikan Status Online di WhatsApp. Simak Tutorialnya!

Baca: Berbalas Lewat Instagram, Jerinx SID Respon Singkat Klarifikasi Via Vallen 2 Jam Setelah Diunggah

Bau kotoran babi bersama dengan tinjanya yang dibuang di lubang gubuk itu menimbulkan bau busuk yang menyengat dan kondisi sangat tidak sehat.

Di sekitar gubuk itu banyak pohon kakao milik keluarganya.

Kondisinya benar-benar menyayat hati. Keadaan ini sudah berlangsung lama dialami Tarsa.

Orang tuanya biasa menyapanya dengan sebut sapaan Tarsa.

Ayahnya sudah meninggal dunia.

Sementara ibunya sudah berusia lanjut.

Selama Tarsa dipasung di gubuk itu, mamanya, Sebina Noni (70) selalu setia mengantarkan makanan pagi, siang dan malam.

Kadang-kadang, Tarsa memanggil sang ibu saat perutnya lapar.

Selain itu, Tarsa suka sekali makan biskuit, namun, Sebina Noni tak bisa memenuhi permintaan sang anak karena tak punya uang untuk membelinya.

“Saya sudah tua Pak. Saya tak sanggup lagi. Anak saya Tarsa sudah menderita sangat lama. Tarsa sudah dipasung selama 12 tahun hingga saat ini. Saya berdoa dan berharap agar Tarsa bisa bebas dari pasungnya. Barangkali Pak bisa menyuarakan kepada berbagai pihak untuk membebaskan Tarsa dari pasungnya,” harapnya kepada KOMPAS.com, Jumat (9/11/2018).

Sebina Noni mengisahkan, mulanya Tarsa mengalami gangguan jiwa, diantaranya mengamuk di rumah dan tetangga di kampung itu. Lalu, Tarsa bicara sendiri. Bahkan, Tarsa memukul ibunya sendiri. (*)

*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dipasung Selama 12 Tahun, Tarsa Ingin Balok di Kakinya Dibongkar"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved