Kapten Leo Mengamuk dan Menangis Karena Tak Dilayani di RS Tentara: Tolong Saya Pak Presiden
"Tolong saya Pak Presiden, tolong saya Pak Panglima. Saya Kapten Leo Sianturi tak dilayani dengan baik di rumah sakit," ucap Leo histeris.
TRIBUNBATAM.id, SIANTAR - Seorang perwira TNI Angkatan Darat, Kapten Infanteri Leo Sianturi mengamuk di depan Kantor BPJS Kota Pamtangsiantar.
Kapten Leo yang juga Komandan Koramil 10 Balimbingan Kodim 02/07 Simalungun ini marah karena mendapatkan perlakukan tidak baik dari Rumah Sakit TNI Kota Pematangsiantar.
Melalui video, Kapten Leo mengungkapkan kekesalannya, yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI.
Videonya pun beredar luas di media sosial hingga grup WhatsApp.
Dalam video tersebut, Kapten Leo yang masih menggunakan infus menaiki kursi roda.
Sambil menangis, ia mengungkapkan apa yang diterimanya selama dirawat di RS TNI Kota Pamtangsiantar.
"Tolong saya Pak Presiden, tolong saya Pak Panglima. Saya Kapten Leo Sianturi tak dilayani dengan baik di rumah sakit," ucap Leo histeris.
• Cinta Terlarang Berujung Maut, Suami Tewas di Tangan Istri dan Pria Selingkuhannya
• Pelajar Wanita Ini Alami Trauma. Disuruh Melayani 13 Pria, Tapi Masih Punya Hutang ke Bos Kafe
• Pria Ini Bunuh Diri Setelah Membunuh Selingkuhannya di Hotel
Karena tak dilayani dengan baik di RS TNI Siantar, ia langsung pindah ke rumah sakit swasta dengan infus masih melekat di tangan
Sebelum pindah rumah sakit, ia mengurus dulu kepesertaan BPJS dan menjadi pasien sipil BPJS di RS Vita Insani Kota Pematangsiantar.
Kapten Leo menjelaskan, ia diusir oleh perawat karena tidak ada keluarga yang menjaga.
"Saya sedang makan kerupuk, ditanyakan, 'kenapa makan kerupuk, Pak?' 'Nasi saya di sana, gimana saya mengambil'. 'Istri kemana Pak', kata perawat itu. Kalau kita dirawat kan nggak perlu ditanya istri dan anak. Lalu kata perawat itu, "Pak, kalau dirawat di sini nggak ada yang jaga, nggak boleh',"ujarnya menirukan perawat di RS Vita Insani, Jumat (25/1/2019).
Kapten Leo akhirnya pergi meninggalkan Rumah Sakit TNI Siantar.
Ia meninggalkan rumah sakit menggunakan angkutan umum dalam kondisi infus masih tertancap di tangan.
"Karena saya marah-marah dan menunjukkan baju dinas tentara saya, mereka minta maaf. Ada satu utusan mereka yang minta maaf sama saya. Saya nggak mau karena sudah kecewa," ujarnya.