BATAM TERKINI
Kasus DBD Melonjak di Sejumlah Wilayah Indonesia, Bagaimana dengan Batam? Ini Penjelasan Kadinkes
Kasus DBD di sejumlah Indonesia mengalami peningkatan, bagaimana dengan kasus di Batam? Begini penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Didi Kusmarjadi
Penulis: Alfandi Simamora |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Saat ini, di sejumlah wilayah Indonesia terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). Bahkan, di beberapa tempat kasus DBD sudah dinyatakan KLB alias kasus luar biasa.
Di Kepri sendiri saat ini kasus DBD memasuki bulan Januari 2019 sudah menyerang 86 warga di Kota Batam.
Adapun warga yang terserang penyakit DBD ini rata-rata masih menyerang anak-anak.
Sebab kondisi kekebalan tubuh anak terhadap virus DBD memang masih tergolong lemah.
"Untuk jumlah penderita DBD memasuki tahun 2019, sudah ada 86 kasus DBD yang ditangani di Batam. Rata-rata paling banyak terjangkit adalah anak-anak,"ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Kamis (31/01/2019).
Didi juga menyampaikan, bahwa dari 86 kasus DBD yang di tangani tersebar di 12 kecamatan di Batam. Dimana perempuan sebanyak 33 orang dan 53 laki-laki.
• Pembangunan Gedung SMPN 57 Batam Hampir Rampung, Target Bisa Dipakai Maret 2019
• BMKG Ingatkan Warga Natuna dan Anambas Waspadai Gelombang Tinggi hingga 3 Meter
• Terkenal Murah Hati, Begini Pendapat Paul Kim Tentang Member BTS, Bikin Terharu !
• Ustaz Abdul Somad Akan Ceramah di Tanjungpinang dan Bintan Sepanjang Hari Jumat Ini
"Kebanyakan laki-laki yang terjangkit dari data yang kita terima, dan tersebar di 12 kecamatan di Batam,"ungkap Didi.
Didi juga memberitahu, tahun lalu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat sepanjang tahun 2018 ada sebanyak 642 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani di Batam.
Kasus tersebut naik dari tahun 2017 lalu yang hanya 593 kasus di Kota Batam. Sedangkan jumlah penderita DBD di tahun 2016 mencapai 966 kasus.
"Tahun ini lumayan naik sebanyak 49 kasus dari tahun 2017 lalu," ungkapnya.
Didi melanjutkan, meningkatnya angka penderita DBD ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan menerapkan 3M plus di lingkungannya.
Karena terkadang apabila tim dari Dinkes mendapatkan informasi di perumahan tersebut ada warga yang terjangkit DBD, pasti selalu ditemukan ada ban, kaleng kosong dan botol serta sampah lainya yang dapat digenangi air.
Sehingga nyamuk penyebar virus DBD sangat gampang berkembang biak.
"Bahkan kasus yang ditemukan terkadang di rumah kosong yang tidak dihuni, apabila ada bak atau tempat penampung air di luar rumah paling sering ditemukan jentik-jentik nyamuk dengue dan Aides Aegypti," terangnya.
Didi mengungkapkan,untuk mengantisipasi dbd dari penyebaran nyamuk di pemukiman warga, warga juga diharapkan melakukan gotong royong. Khususnya di parit atau drainse pemukiman warga.