PEMILU DAN PILPRES 2019
Gubernur Khofifah Ikut Menangis Saat memberikan Santunan pada Keluarga Petugas Pemilu yang Meninggal
Beberapa penerima bantuan membawa anak almarhum yang masih kecil dan ada juga anak yang masih remaja diutus oleh keluarga untuk menerima santunan
TRIBUNBATAM.ID, SURABAYA - Suasana haru dan isak tangis menyelimuti Gedung Grahadi, Jumat (26/4/2019) sore.
Termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga larut dalam suasana tersebut dan ikut meneteskan air mata .
Khofifah mengundang para keluarga dan ahli waris 51 petugas PPS, KPPS dan dua anggota TNI/Polri yang meninggal dunia saat bertugas dalam Pemilu 2019 dan memberikan santunan dari Pemprov Jatim.
• Bantah Petugas Malas, Ketua PPK Sekupang Ungkap Penyebab Lambatnya Penghitungan Surat Suara
• Lomba Makan Es Krim Gratis hingga Food Bazaar, Ini Dia Rangkaian Perayaan Ulangtahun Edukits Batam
• 5 TPS di Tanjungpinang Lakukan Pemungutan Ulang Besok, TNI Polri Kawal Ketat Logistik Surat Suara
Beberapa penerima bantuan membawa anak almarhum yang masih kecil dan ada juga anak yang masih remaja diutus oleh keluarga untuk menerima santunan.
Melihat mimik sedih penerima santunan, Khofifah juga turut terbawa suasana dan berbisik kepada para penerima santunan.
"Sabar ya Bu. Ibu harus kuat," bisik Khofifah sambil menangis.
Hadir Ketua Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur Khoirul Anam dalam penyerahan santunan tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa para tenaga pendukung tersebut. Ternyata masih ada orang baik yang bersedia mewakafkan tenaga dan pikirannya untuk demokrasi," kata Anam.
Di antara keluarga yang sangat terisak adalah Aisyatul Baroh.
Wanita berusia 35 tahun asal Kelurahan Gentong Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan itu adalah istri Abdul Mujib, petugas KPPS di Kota Pasuruan yang meninggal dalam bertugas berjaga dalam Pemilu 17 April 2019 lalu.
Saat disantuni oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, tangis Aisya pecah.
Ia datang ke Grahadi dengan membawa putri bungsunya, Maulida Sarifatul Aminah (2).
Aisyah tak kuasa menyembunyikan kesedihannya ditinggal suaminya yang menjadi petugas KPPS.
"Sehari-harinya suami saya bertugas sebagai tukang sapu. Di Pemilu ini Bapak jadi petugas KPPS," kata Aisyah.
Suaminya meninggal di hari Rabu (17/4/2019) malam karena kelelahan.