Selain di Aksi 22 Mei, Gories Mere Disebut Pernah Jadi Target ''Mati'' Bom 2011, Siapa Dia?

Kapolri Tito Karnavian menyebut ada 4 tokoh nasional menjadi target pembunuhan kelompok bayaran di aksi 22 Mei, salah satunya Gories Mere

Situs PT Darma Henwa Tbk (Perseroan)
Gories Mere 

TRIBUNWOW.COM - Kapolri Tito Karnavian menyebut, 4 tokoh nasional menjadi target  pembunuhan kelompok bayaran di aksi 22 Mei, Selasa (28/5/2019) lalu. 

Satu dari 4 tokoh nasional itu adalah Gories Mere.

Lantas, siapa Gories Mere?

Walikota Batam: Saya Sudah Siap Dilantik Jadi Ex Officio BP Batam!

Berburu Parcel Lebaran yang Lengkap di Batam, Hanya Disini Tempatnya

Dilansir dari TribunWow.com, Gregorious Gories Mere merupakan lulusan AKABRI Kepolisan pada tahun 1976.

Ia lalu melanjutkan di tingkat Sespimpol pada tahnu 1992 dan Sesko ABRI di tahun 1998.

Dilansir oleh situs perusahaan Darma Henwa, Gories Mere mengemban tugas sebagai petugas kepolisian sebagai Kasatserse Um Dit Serse Polda Metro Jaya, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kadit Serse Polda Jabar.

Ia juga pernah menjabat sebagai Kadit Serse Polda Metro Jaya, Irpolda Nusa Tenggara Timur, Wakapolda Nusa Tenggara Timur, Dirserse Pidana Narkoba Mabes Polri, dan Wakabareskrim Polri.

 

Honorer Pemkab Karimun Akhirnya Dapat THR, Segini Jumlahnya

NGAKAK, Maling Kembalikan Mobil Curian dan Tulis Surat : Minta Maaf Saya Kembalikan Tak Sempurna

 

Dikutip dari Kompas.com, di tahun 2010, Gories Mere menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan gelar jenderal bintang tiga.

Lelaki kelahiran Medan ini juga pernah berkiprah di Perintis Detasemen Khusus 88 (Antiteror) Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Ia juga merupakan mantan Kepala Densus 88 yang dituding menjadi dalang penangkapan teroris Abu Bakar Baasyir.

Serta terlibat dalam penangkapan teroris Dr. Azhari.

Nama Gories Mere juga pernah disebutkan Abu Bakar Baasyir saat berada di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Densus 88 mempunyai pasukan khusus satgas anti bom dibawah komando Gories Mere. Semua saksi-saksi sudah disiapkan dengan tekanan Densus 88. Dalam kasus Aceh ini orang-orang yang jadi saksi saya juga mengadapi siksaan," kata Abu Bakar Baasyir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, 2011 silam.

 

Menjadi sasaran pembunuhan juga bukan kali pertama dialami oleh Gories Mere.

Dikutip dari Tribunnews, saat menjabat sebagai Kepala BNN, Gories Mere pernah dikirimi paket bom.

Bom tersebut berupa buku yang ditujukan untuk politisi Partai Demokrat di tahun 2011.

Tak hanya di kantor, di rumah ia juga pernah dikirimi paket bom tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved