Kisah Perjuangan Tim Kesehatan Satgas Yonif PR 328 Selamatkan Persalinan Warga Papua
Mengharukan kisah tim Satgas kesehatan Yonif PR 328 warga kampung Mosso yang menjalani proses persalinan Prematur.
TRIBUNBATAM.id - Mengharukan kisah tim Satgas kesehatan Yonif PR 328 warga kampung Mosso yang menjalani proses persalinan Prematur.
Kendati sudah melakukan penanganan dan berharap bayi dan ibu selamat namun tidak bisa dilakukan lantaran ada masalah dalam letak sang bayi.
Posisi bayi ketika itu dalam keadaan terbalik alias sungsang.
Tim Kesehatan Satgas Yonif PR 328 berhasil menyelamatkan warga kampung Mosso, Papua, Rose (19) yang menjalani proses persalinan prematur.
Dansatgas Pamtas Yonif PR 328/Dgh Kostrad menceritakan, kejadian bermula ketika Sekretaris Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Jayapura (Yessi, suami Rose) meminta tolong kepada Satgas untuk membantu persalinan prematur yang dialami istrinya.
• Maurizio Sarri Resmi Latih Juventus Gantikan Maximiliano Allegri
• Hubungan Intim 8 Kali Sehari dengan Suami, Ini Alasan Barbei Kumalasari
• Hubungan Intim 8 Kali Sehari dengan Suami, Ini Alasan Barbei Kumalasari
• Begal Beraksi Disiang Bolong, Todongkan Senpi dan Golok Pada Pengemudi, Uang Rp 14 Juta Dibawa Kabur
Ia mengatakan, ketika personel melihat langsung, ternyata kondisi bayi dalam keadaan terbalik.
• Kepala Suami Dibentrukan ke Tembok Hingga Tewas, Istri Menjerit saat Ditanya Penyebabnya
• Sebelum Liburan ke Luar Negeri, 4 Hal Ini Wajib Diketahui
• Ini Alasan Susno Duadji Memantapkan Diri Menjadi Petani Sederhana di Kampung Halaman
"Yang keluar itu kaki bayi dahulu dari rahim sang Ibu. Dalam kondisi itu, Rose mengalami kesulitan dalam melahirkan bayi yang menurut bapaknya Prematur. Ini tidak hanya membahayakan bayi saja, namun juga keselamatan sang ibu. Alhamdulilah saat itu proses persalinan berjalan dengan lancar dan keduanya selamat," kata Erwin.
Namun, kata Erwin, tak lama kemudian, kondisi bayi memburuk, sehingga oleh personel Satgas segera di bawa ke Rumah Sakit (RS) Kota Barat.
"Bayi laki-laki itu, didiagnosa perawat mengalami hipotermia dan kekurangan oksigen, sehingga nasibnya tidak tertolong. Dimungkinkan karena proses persalinannya yang prematur dan kondisi sungsang," jelasnya.
Erwin mengatakan, dalam proses persalinan yang tidak normal, kemudian sang bayi meninggal karena mengalamihipotermia.
"Sementara itu, Ibu Rose, kondisinya sehat dan dalam poses pemulihan," tambahnya.
Erwin mengatakan, dari berbagai informasi yang diperolehnya, hipotermia atau permasalahan pada bayi yang baru lahir disebabkan karena proses peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin.
"Dari beberapa referensi yang saya baca, saat pertama kali bayi keluar dari rahim, merupakan kondisi kritis karena memerlukan berbagai perubahan biokimia dan Faali," kata Erwin.
"Dimana peredaran darah melalui plasenta digantikan fungsi paru-paru, berfungsinya saluran cerna untuk menyerap makan, berfungsinya ginjal mengeluarkan bahan tidak terpakai untuk mempertahankan homeostatis kimia darah, fungsi hati menetralisir dan mengekresi racun dalam tubuh, serta lain sebagainya," tambah Erwin.
Menurutnya, saat itu kondisi awal bayi itu sangat rentan dan memerlukan perhatian dan perlakuan khusus.