Kisah Ida Pfeiffer Pelancong Austria yang Nekat Kunjungi Suku Kanibal di Tahun 1800-an

Kebanyakan dari kita pasti memilih mengunjungi tempat-tempat yang aman dan minim kejahatan. Namun berbeda dengan pelancong wanita asal Austria ini.

Mary Somers Heidhues/Archipel/Wikimedia via NGI
Kisah Ida Pfeiffer 

TRIBUNBATAM.id- Kisah Mengerikan Ida Pfeiffer Pelancong Austria yang Nekat Kunjungi Suku Kanibal di Tanah Batak

Bepergian atau travelling menjadi aktifitas yang menyenangkan bagi hampir setiap orang.

Mengunjungi tempat baru selain bisa menyegarkan pikiran juga memberikan pengalaman baru.

Kebanyakan dari kita pasti akan memilih untuk mengunjungi tempat-tempat yang aman dan minim kejahatan.

Namun berbeda dengan pelancong wanita asal Austria ini.

Pelancong wanita tomboy ini mendapat kabar jika ada suku kanibal yang mendiami Tanah Batak.

VIRAL Video Pengantin Pria Salah Ucap Ketika Akad Ijab Qobul, Undang Gelak Tawa Para Undangan

Fatimah, Wanita Pemecah Batu di Kecamatan Siantan, Setiap Hari Bersaing dengan Mesin Modern

Perempuan Ini Mendadak Melompat ke Liang Kubur Usai Tahu Dua Anak Lelakinya Meningga Dunia

Bukannya ngeri, wanita ini justru berkeinginan untuk menemui orang-orang ‘mengerikan’ yang belum banyak dikenal itu.

"Para tawanan perang diikat pada sebuah pohon dan dipenggal sekaligus,” tulis Ida Laura Reyer Pfeiffer dalam catatan perjalaannya di Sumatra.

“Darah mereka diawetkan untuk minum, dan kadang dibuat menjadi semacam puding yang disajikan dengan nasi.”

Siapapun yang membaca kisahnya, barangkali bakal ngilu. Namun, kisah itu belumlah selesai.

“Bagian tubuh kemudian dibagikan."

Ida melanjutkan kisahnya, "Telinga, hidung, dan telapak kaki adalah bagian milik Rajah, yang juga memiliki klaim atas bagian lain."

OVO Luncurkan OVO SmartCube, Smart Vending Machine Pertama di Indonesia

Sadis, Seorang Istri Potong Alat Vital Suaminya Karena Tak Mau Diajak Berhubungan Intim

Ajakan Hubungan Intim Ditolak, Suami Nekat Ambil Golok dan Bacok Istri Mudanya

"Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, dan hati—yang semuanya adalah hidangan aneh—dan semua daging dipanggang dan disantap dengan garam.”

Ida tidak menyaksikan kengerian itu dengan mata kepalanya.

Dia mendapat informasi tersebut dari beberapa pejabat pribumi setingkat bupati di Muara-Sipongie—kini bagian dari Kabupaten Mandailing-Natal, Provinsi Sumatra Utara.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved