Bahaya Fenomena Awan Topi yang Menyelimuti Puncak Gunung Rinjani Bagi Manusia

Saat ini media sosial sedang viral dengan foto puncak gunung yang diselimuti awan berbentuk kubah layaknya topi.

|
FACEBOOK
Foto Gunung Semeru, Kabupaten Luamajang, Jawa Timur yang terlihat seperti bertopi dan membuat warga net di facebook heboh 

TRIBUNBATAM.id- Bahaya Fenomena Awan Topi yang Menyelimuti Puncak Gunung Rinjani Bagi Manusia.

Saat ini media sosial sedang viral dengan foto puncak gunung yang diselimuti awan berbentuk kubah layaknya topi.

Penampakan kejadian alam tak biasa itu terjadi di Gunung Rinjani, Lombok.

Viral dan menghebohkan media sosial, kejadian unik di Gunung Rinjani ini ternyata disebut dengan awan topi atau cap cloud.

Cap cloud atau awan topi adalah fenomena yang terjadi di puncak gunung.

Dari kejauhan awan tersebut tampak diam.

The Link Batam Hadirkan Paket Makan Siang dan Burger Porsi Jumbo

Gaikindo Proyeksi Kenaikan Penjualan Mobil 5 % -10 % di GIIAS 2019

Tablet Samsung Tab A yang Telah Resmi Hadir di Indonesia, Murah dan Baterainya 5100 mAh

Melansir dari akun Instagram BMKG, @infobmkg, awan topi termasuk awan jenis stratus atau tumbuhnya menyamping.

Awan tersebut melayang di atas puncak gunung.

Selain itu, awan topi berbentuk lenticular atau cekung-cembung.

Hal tersebut terjadi karena adanya angin lapisan atas pada arah horizontal.

Pembentukan awan topi disebabkan pendinginan dan kondensasi udara lembap yang dipaksakan naik ke atas karena orografi atau ada gunung dan di atas puncak gunung.

Steve Emmanuel Dihukum 9 Tahun Penjara & Denda Rp 1 Miliar, Karenina Sunny Sebut Tak Mampu Bayar

SIMAK Ternyata Ini Risiko Pakai Busi yang Sudah Dirusak Keramiknya

Wakil Presiden Jusuf Kalla Resmi Buka GIIAS 2019

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan awan topi yang termasuk lentikular terbentuk akibat aliran naik udara hangat yang membawa uap air mengalami pusaran.

"Itu sering terjadi di pucak gunung," katanya, Rabu (17/7/2019), dikutip dari Kompas.com.

Mengutip dari Kompas.com, Marufin Sudibyo, astronom amatir Indonesia mengatakan awan topi bisa bertahan selama beberapa jam hingga berhari-hari.

Oleh sebab itu, awan tersebut seperti topi yang dipasang di atas gunung.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved