Bahaya Fenomena Awan Topi yang Menyelimuti Puncak Gunung Rinjani Bagi Manusia
Saat ini media sosial sedang viral dengan foto puncak gunung yang diselimuti awan berbentuk kubah layaknya topi.
Awan topi berbentuk unik sehingga sering dijadikan latar selfie.
• Ini Bahaya Karat pada Tutup Radiator Mobil, Ternyata Ini Penyebabnya
• Rekomendasi 6 Pantai Terindah Milik Penang, Bermain Bersama Monyet di Pasir Putih
• Semen Padang Kalah Lagi, Pelatih Weliansyah Ungkap Penyebabnya; Padahal Sudah Saya Ingatkan
Berbahayakah awan topi bagi pendaki?
Di balik bentuknya yang cantik, awan topi berisiko menimbulkan bahaya untuk pendaki.
Mengutip dari Tribunnews, turbulensi atau pusaran angin yang membentuk awan topi menyebabkan suhu di puncak gunung menjadi sangat dingin.
Hal tersebut berbahaya bagi pendaki karena berisiko menyebabkan hiportemia.
Hipotermia adalah kondisi mekanisme tubuh kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
Gejala hipotermia ringan seperti berbicar amelantur, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas.
• Begini Cara Mudah Mengecek Kondisi Pendinginan Mesin Mobil Melalui Radiator
• Sahrol Cerita Puting Beliung Angkat Atap Rumahnya lalu Nyaris Tindih Istri dan Anaknya
• Sinopsis Sinetron Cinta Suci SCTV Kamis (18/7), Wahida Minta Suci Ceraikan Marcel
Pada penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit.
Semenatara di tingkat yang lebih parah, penderita tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pernapasan sangat lambat hingga kehilangan panas tubuh.
Selain itu, hembusan angin saat terjadi awan topi bisa membuat pesawat terguncang sehingga bisa kehilangan altitudenya dengan cepat.
Awan Topi di Gunung Rinjani
Fenomena awan topi bukan pertama kai terjadi di Gunung Rinjani.
Sebelumnya, fenomena alam itu pernah terjadi pada 2009 dan terakhir pada 2018, tepatnya pada Mei dan September.
• Ramalan Zodiak Besok Jumat 18 Juli 2019, Taurus Stres, Capricorn Baper, Cancer Kepo
• Pilihan Destinasi Wisata Sesuai Zodiak, Taurus Suka Petualangan di Selandia Baru
• 4 Pengamen Ini Jadi Korban Salah Tangkap & Dipenjara 3 Tahun
Namun, awan topi kali ini berbeda dari sebelumnya.
"Namun memang topinya tidak pernah sesempurna ini. Topi awan terjadi karena ada pusaran angin di puncak. Kami selalu berkoordinasi dengan BMKG soal ini," kata Teguh Riyanto, Kepala Seksi Wilayah I Lombok Utara, Taman Nasional Gunung Rinjani, Rabu (17/7/2019), dikutip dari Kompas.com.