Cuaca Mulai Ekstrem, Warga Pesisir di Anambas Tak Bisa Tidur, Man: Warga Terpaksa Cabut Lantai Rumah

Dua hari ini Man (35) kurang tidur. Warga Pelantar Tanjung Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas.

Editor: Thom Limahekin
Tribunbatam/Septyan Mulia Rohman
Langit sekitar Tarempa yang gelap Selasa (24/1/2017). Hujan cukup lebat mengguyur Tarempa dan sekitarnya sejak pagi. Kondisi ini sudah terjadi sejak dua hari terakhir 
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Dua hari ini Man (35) kurang tidur. Warga Pelantar Tanjung Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri harus berjaga pada malam hari. ‎
Sambil membawa senter, dia mengecek kondisi rumah panggung yang berada di atas laut itu. 
Selain sampah rumah tangga, perhatiannya tertuju pada sampah kayu yang menghantam tiang rumah.
Selain menimbulkan suara bising, ‎sampah kayu yang dibiarkan bisa merusak tiang rumah yang juga berbahan kayu. 
Man pun sadar, musim angin selatan memang menjadi perhatian warga pesisir seperti dirinya.
Selesai musim angin selatan, datang lagi angin utara.
Pada musim ini, gelombang laut cenderung ganas. ‎
Keberangkatan speedboat penumpang di Pelabuhan Sri Tanjung Gelam atau KPK kembali normal siang hari setelah Senin (23/1/2017) pagi ditunda karena cuaca ekstrem.
Keberangkatan speedboat penumpang di Pelabuhan Sri Tanjung Gelam atau KPK kembali normal siang hari setelah Senin (23/1/2017) pagi ditunda karena cuaca ekstrem. (TRIBUNBATAM/ELHADIF PUTRA)
Bagi warga yang tinggal di atas laut, pemeriksaan tiang rumah memang menjadi perhatian.
Menurutn Man, rumah berbahan kayu lebih efisien.
Tiang yang sudah rusak, akan lebih mudah diganti.
Sedikit berbeda dengan rumah berbahan semen dan pasir.
Penggantian tiang rumah biasanya dilakukan pada awal tahun.
Warga pesisir harus menyediakan dana untuk perawatan dan perbaikan rumah ini. 
Tidak hanya siaga soal tiang rumah, warga yang tinggal di atas laut pun terpaksa mencabut lantai rumah yang berbahan kayu.
Ini kerap dilakukan ketika gelombang laut sedang tak normal, ditambah kondisi laut yang pasang. 
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak ‎memprediksi tinggi gelombang di perairan Anambas mencapai 0,1 sampai 0,75 meter hingga Jumat (26/7/2019).
Hujan mengguyur Batam Sabtu (30/3/2019) pagi
Hujan mengguyur Batam Sabtu (30/3/2019) pagi (TRIBUNBATAM)
Adapun arah angin berembus dari arah tenggara menuju barat daya dengan kecepatan antara 4 sampai 10 knot. 
Namun BMKG tetap meminta transportasi laut dan aktivitas kelautan agar tetap waspada.
Kewaspadaan itu secara khusus lebih ditingkatkan ketika gelombang laut serta arus laut di perairan Kepri, semisal di Tambelan, Natuna serta Anambas mulai mengganas
"Sekarang harus awas lihat ada sampah kayu atau tidak. ‎Seperti hari Selasa (23/7) kemarin. Angin sudah kuat," ujar Man Kamis (25/7/2019) siang. (TRIBUNBATAM.id/Septyan Mulia Rohman)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved