Nelayan dan Penambang Bersitegang Terkait Pulau Buntal
Sekitar 80 orang penambang pasir pulau buntal mendatanggi warga kampung Terih Kelurahan Sanbau, Nongsa
TRIBUNNEWSBATAM, BATAM- Sekitar 80 orang penambang pasir pulau buntal mendatanggi warga kampung Terih Kelurahan Sanbau, Nongsa Batam. Kedatanggan puluhan penambang pasir ini bermaksud untuk mempertanyakan keinginan warga kampung terih untuk menutup aktifitas tambang pasir tersebut.
Bahkan kedatanggan para penambang pasir ini nyaris bentrok dengan warga Kampung Terih, beruntung lembaga pemberdayaan masyrakat (LPM) Kelurahan Sanbau, anggota Polsek Nongsa dan Polda Kepri cepat turun menengahi. Akhirnya antara masyrakat dan penambang pasir ini sepakat membawa permasalahan ini ke Pemko Batam.
Ajali sebagai kordinator penambang pasir mengancam masyarakat Kampung Terih, jika aktifitas tambang pasir tersebut di tutup pemerintah. Maka masyarakat Kampung Terih harus bertanggung jawab atas kelangsunggan hidupnya. Hal ini dikarenakan tambang pasir tersebut sudah menjadi mata pencarian.
Sementara itu Suparman sebagai Ketua rukun nelayan Kampung Terih juga bersikeras tetap akan memprotes aktifitas tambang pasir di Pulau Buntal tersebut, karena aktifitas tambang pasir di pulau buntal tersebut juga telah mematikan mata pencarian nelayan.
Pulau yang dijadikan tempat mencari kerang bakau, kepiting bakau dan udang sudah rusak akibat aktifitas tambang pasir ilegal tersebut.
Sementara ini camat Nongsa, Alwi menyayangkan kejadian tersebut. Antara penambang pasir dan masyarakat kampung Terih saling bersaudara.
"Orang-orang ini kan saling bersaudara, kita sudah berikan penjelasan kepada mereka. Bahkan mengenai penutupan tambang pasir ini saya yang di datanggi oleh para penambang pasir. Mereka mempertanyakan kenapa di tutup. Penutupan ini kan bukan kehendak kita, sudah program KLH, kita jelaskan,"ujar Alwi.