Seleb

Laskar Anak Pulau Diputar Pertengahan Januari 2012

Pertengahan Januari 2012 ini, warga Batam sudah bisa menikmati permainan peran putra-putri tempatan dalam

zoom-inlihat foto Laskar Anak Pulau Diputar Pertengahan Januari 2012
tribunnewsbatam/ dedy suwadha
Laskar Anak Pulau berkunjung ke Batam
Laporan Tribunnews Batam, Kartika Kwartya

TRIBUNNEWSBATAM, BATAM- Pertengahan Januari 2012 ini, warga Batam sudah bisa menikmati permainan peran putra-putri tempatan dalam Laskar Anak Pulau. Tak hanya itu, film layar lebar karya Komunitas Film Batam ini juga rencananya akan ditayangkan di Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

"Kota besar yang ada studio XXI-nya juga bisa ikut menyaksikan film ini.
Rencananya akan ditayangkan di 7 kota," kata produser Laskar Anak Pulau, Dedy di Kantor Wali Kota, Selasa (3/1/2012).

Menurutnya, saat ini proses produksi sudah 100 persen selesai. Komunitas Film Batam yang memproduksinya kini tengah menggiatkan promosi. Dalam minggu ini, KFB akan mempromosikan film perdananya ke sekolah-sekolah yang ada di Batam dengan bantuan Dinas Pendidikan sebagai fasilitator.

Wali Kota Batam Ahmad Dahlan menyambut baik adanya film Laskar Anak Pulau tersebut. Selain karena karya lokal, film ini juga dimainkan oleh anak-anak Batam sendiri. Tak hanya itu, pengambilan gambarnya juga di Pulau Akar yang dekat dengan Jembatan Barelang sehingga secara tak langsung ikut mempromosikan ikon Kota Batam tersebut. Dan yang tak kalah penting, film ini juga mengangkat kesenian tradisional khas Melayu Kepri yaitu Makyong.

"Ide ceritanya bagus karena akan memberi motivasi pada anak-anak kita untuk giat bersekolah. Karena ternyata tak semua anak bisa seberuntung mereka yang bisa belajar di sekolah. Tak sedikit yang harus berjuang keras untuk bisa merasakan bangku pendidikan," tutur Ahmad Dahlan.

Ia menerangkan, terdapat dua sisi pembangunan Kota Batam, pertama di mainland dan kedua untuk hinterland. Di kawasan mainland, anak-anak bisa bersekolah dengan baik. Sarana prasarananya sudah sangat memadai.

Sementara anak-anak hinterland, diakuinya belum terlalu signifikan
pembangunannya dibanding mainland. Sarana sekolahnya lebih terbatas dibanding yang bisa dinikmati warga mainland.

"Tapi sekarang sudah lebih baik. Dulu SMA di hinterland cuma ada satu di
Belakangpadang. Sekarang ada enam. Selain Belakangpadang sekarang SMA sudah ada di Kasu, Air Raja, Karas, Sijantung, termasuk Pulau Buluh," ujarnya.

Dahlan mengatakan, dari segi ekonomi mata pencaharian masyarakat hinterland memang masih banyak yang berprofesi sebagai nelayan, terutama kalangan orang-orang tua. Karena mereka tidak bisa menyesuaikan kemampuan diri dengan kebutuhan industri.

Oleh karena itu, perlu dibangun pendidikan bagi kaum mudanya. Agar generasi
mendatang bisa lebih baik perekonomiannya. Sebagai kepala daerah, ia tidak merasa tersindir atas potret yang digambarkan dalam film. Karena hal tersebut memang realita yang terjadi sejak dulu bahkan hingga saat ini masih ada yang mengalaminya.

"Karena saya juga anak pulau. Saya merasakan langsung. Banyak orang yang
merasakan hal serupa. Dan sampai sekarang pun masih ada yang seperti itu,"
ujarnya.

Pemerintah Kota Batam mendukung penuh karya seni film tersebut. Salah satu
caranya yaitu memfasilitasi promosi terutama ke sekolah-sekolah.

"Kita upayakan bagaimana caranya agar anak-anak Batam dan orangtuanya nonton film ini," ajak Dahlan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved