Demo Warga ke PLN Tanjungpinang
"Sakitnya Saya Hari Ini Sama Seperti Kalian, Krisis Listrik Tak Terjawab”
Apa pun alasannya yang disampaikan PLN, saya tidak terima. Sebenarnya ada banyak jalan, bukan hanya menunggu.
Laporan Tribunnews Batam, Thomm Limahekin
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG - Krisis listrik di pulau Bintan selama ini tidak hanya membuat masyarakat geram. Gubernur Kepri HM Sani juga mengaku kesal terhadap PLT Area Tanjungpinang yang tidak bisa menangani masalah tersebut.
Kekesalan tersebut ditunjukkan Sani saat datang ke kantor PLN Tanjungpinang untuk menemui masyarakat yang berunjuk rasa. Kepada masyarakat Gubernur Kepri itu mengaku memiliki rasa kesal terhadap PLN seperti yang dirasakan masyarakat selama ini.
"Sebenarnya saya ini sudah malas lihat wajah manager PLN," kata Sani kepada pelaksana tugas (Plt) Manager PLN, Majuddin, di kantor PLN Tanjungpinang, Senin (16/3/2015) siang.
Rasa kesal Gubernur Kepri itu cukup beralasan. Dia mengatakan sudah berbicara mengenai listrik. Bahkan setiap hari, dia selalu berusaha berkoordinasi dengan PLN guna mengatasi krisis listrik. Namun, upayanya itu tidak ditanggapi serius.
"Kalau boleh tahu, sakitnya saya hari ini sama seperti kalian. Krisis listrik tak terjawab. Makanya saya minta PLN segera benahi, perbaiki dan gantikan yang baru supaya kita bisa nikmati pelayanan listrik yang baik," ujar Sani lagi.
Kepada masyarakat, Sani mengaku menjadi bagian dari mereka. Dia menegaskan lagi bahwa dirinya sebenarnya bukanlah seseorang suka marah. Namun, hari itu, dia akhirnya harus begitu marah kepada PLN.
"Apa pun alasannya yang disampaikan PLN, saya tidak terima. Sebenarnya ada banyak jalan yang bisa ditempuh, bukan hanya menunggu. Karena ada banyak jalan untuk atasi masalah ini," tandas Sani seraya meminta agar kantor wilayah (Kanwil) PLN dipindahkan dari Pekanbaru ke Kepri.
Beberapa saat setelah kedatangan Sani, Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah pun tiba di kantor PLN. Dia kemudian meminta Majuddin untuk meminta maaf kepada masyarakat.
"Saya minta Kanwil dibentuk di sini. Dalam waktu satu minggu, kami sudah dengar kepastian mengenai Kanwil ini. Saya menuntut harus ada kepastian, kapan memang masalah ini teratasi," kata Lis.
"Saya ini sampai ditegur oleh ibu saya, mengapa listrik ini padam terus. Saya juga ikut terganggu. Padahal dari jauh-jauh hari saya sudah ingatkan PLN terkait masalah ini. Saya tawarkan mesin genset, PLN tidak setuju. Mereka takut, mesin itu tidak terpakai saat interkoneksi listrik Batam-Bintan sudah selesai. Padahal di Batam, ada banyak mesin tak terpakai yang bisa disewa," tambah Wali Kota Tanjungpinang itu.
Sebagai penegasan, Lis kemudian mengajurkan agar PLN membuat jadwal pemadaman listrik secara berimbang. Jadwal pemadaman tersebut sebaikan tidak dilakukan pada saat sholat magrib atau jam-jam efektif bagi anak-anak sekolah untuk belajar.
Segala anjuran Sani dan Lis itu ditanggapi Majuddin. Plt Manager PLN Area Tanjungpinang itu meminta maaf kepada masyarakat atas pemadaman listrik secara bergilir yang terjadi selama ini.
"Semua aspirasi masyarakat sudah sampai ke pusat. Mari kita kawal bersama," ujar Majuddin yang kemudian lekas meninggalkan kerumunan masyarakat yang mau memukulnya.