KALEIDOSKOP KEPRI 2015
Saat Asyik Pesta Miras, Polresta Barelang Bekuk 24 Anggota Geng Motor
Tim Buser membekuk 16 anggota geng motor di wilayah Batu Besar Nongsa.
1. Ar, Anak Yatim yang Cerdas
Polisi anti kejahatan jalanan berhasil membekuk sejumlah anggota geng motor
ROSMANIARLIS (65) tak henti-hentinya menangis melihat anak kadungnya Ar ditangkap kepolisian Polsek Nongsa. Ar terlibat komplotan geng motor. Parahnya lagi, remaja ini membawa senjata tajam.
Rosmaniarlis tidak pernah menyangka kalau putra yang diharapkannya itu bisa terlibat komplotan geng motor. Soalnya, setelah ayahnya meninggal, Ar menjadi tulang punggung keluarga.
"Kalau nggak ada dia putus harapan ibu. Dia yang hidupin ibu serta adik-adik," tutur Rosmaniarlis dengan air mata berlinang.
Keluarga Rosmaniarlis baru beberapa bulan pindah dari Dumai ke Batam. Hidup mereka sangat susah.
Di Batam, dirinya setiap hari menjual kue keliling, sedangkan Ar sebelum dan setelah pulang sekolah membantu mengantarkan galon air mineral isi ulang. Hal itu dilakukannya setiap hari.
"Kami belum lama di Batam. Anak-anak saya semua sekolah. Saya jual kue tiap pagi keliling dari rumah ke rumah. Ar bantuin saya kerja di tempat isi ulang galon. Jadi pagi atau pulang sekolah dia antar galon. Semua itu buat kami makan dan biayai adik-adiknya," kata Rosmaniarlis.
Ar ternyata juga anak yang berprestasi di sekolah. Selama ini ia mendapat ranking lima besar di sekolahnya. Sebagai anak yatim yang berprestasi, Ar pun mendapat beasiswa dari sekolah.
Rosmaniarlis pun meminta agar polisi bisa membebaskan anaknya.
Ar masih sekolah dan senjata tajam yang ia bawa merupakan milik temannya. "Saya minta Pak Polisi jangan hukum dia. Saya sudah dua hari tidak makan karena dia. Tolong Pak Polisi, dia itu harapan saya satu-satunya," ujarnya.
Saat melihat ibunya yang bercucuran airmata itu, Ar pun tak kuasa menahan tangis menangis. Sesekali dia menatap ibunya lalu tertunduk dengan airmata berlinang.
Dia mengaku menyesali perbuatannya, terlebih karena telah mengecewakan ibu dan adik-adiknya.
"Saya ingat ibu sama adik-adik. Saya satu-satunya mereka harap bisa ngurusin mereka. Saya menyesal," kata Ar yang terus tertunduk karena tak tega memandang wajah ibunya. (Tribun Batam/alv)