KALEIDOSKOP KEPRI 2015
Pria Ini Gegerkan Dunia Penerbangan dengan Aksi Sembunyi di Roda Pesawat
"Kondisinya terlihat kekurangan oksigen. Terlihat jari-jarinya yang membiru, telinga kiri juga berdarah,"
Ia hanya duduk di ruangan roda selama penerbangan, sekitar satu jam. "Mario bangun lagi sampai pesawat itu sejajar dengan runway," ujarnya.
Aksi nekat Mario harus dibayar mahal. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Ditjen Perhubungan Udara menetapkan Mario sebagai tersangka.
"Untuk saat ini yang bersangkutan (Mario) sudah dilimpahkan dari otoritas bandara (Soekarno-Hatta) kepada PPNS dan statusnya tersangka," ujar Kepala Sub Direktorat PPNS dan Personil Keamanan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Rudi Richardo di kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Banten.
Mario diduga melanggar Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 pasal 421 ayat 1 juncto pasal 435 tentang memasuki daerah terbatas dan memasuki daerah yang membahayakan penerbangan, dengan ancaman kurungan satu tahun penjara.
"Dendanya maksimal 100 juta dan 500 juta rupiah," imbuh Rudi.
Aksi Mario ini juga membuat General Manager dan petugas keamanan bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru bakal dicopot dari jabatannya.
"Sanksi tegas rotasi General Manager dan petugas keamanan bandara," tambah Suprasetyo.
Suprasetyo menyatakan, Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi yang akan mencopot kedua petinggi di bandara SSK II itu. "Sudah pasti dilakukan," kata Suprasetyo. (Tribun Batam/fiq/fer/jar)
Saya Stres, Tidak Bisa Tidur
TIAR boru Sitanggan, Ibu Mario Steven Ambarita kaget usai mendengar kabar anaknya menjadi penumpang gelap di pesawat Garuda Indonesia. Apalagi, sang anak menyelinap di pesawat Garuda melalui roda belakang pesawat.
"Saya stres, jantunglah, nangis-nangis aku. Gak bisa tidur aku, Pak," kata Tiar kepada Tribun, Rabu (8/4/2015).
Tiar pertama kali mendengar kabar Mario melalui tetangga. Tetangga bercerita bila Mario tengah menjadi bahan pemberitaan di media telivisi. Ia lalu bersama suami menonton berita anaknya di televisi.
"Aku takut pak, dipukuli anakku. Dari tadi malam aku nongkrongin televisi. Namanya anak awak, hati awak pula udah terbang, lemas semua dengkul-dengkul pak," ujarnya lirih.
Kondisi sama juga dialami oleh suami Tiar. Ayah Mario justru lebih miris, kondisinya sakit-sakitan, dan sudah berumur tua.
"Bapak sudah sering sakit-sakit, dengar ini, jantungnya berdebar-debarlah, sport jantung, lemas, makan pun tak mau," ungkap Tiar.
Keluarga mengetahui kondisi anaknya secara langsung melalui pihak otoritas Bandara Soekarno- Hatta, Selasa malam melalui sambungan telepon. Mendengar penjelasan dari pihak bandara tersebut barulah ibu empat anak ini mulai tenang.
"Orang bandara di Jakarta Soekarno Hatta, mereka bilang anak ibu sudah sehat, sudah makan dia. Kemarin itu katanya dia ada lemas, ada darah keluar dari kupingnya. Kubilang boleh aku ngomong pak, katanya lagi tidur dia jangan dululah Ibu," certia Tiar mengulang kembali pembicaraannya dengan pihak Bandara Soekarno Hatta.
Tiar sangat ingin mengunjungi anaknya di Jakarta. Sayangnya ia tidak memiliki biaya untuk berangkat ke Ibu Kota.
"Jangankan ke Jakarta, ke Pekanbaru saja aku tak punya ongkos," paparnya.
Tiar merupakan warga Jl Kapuas Ujung,atau jalan Kihajar Dewantara Desa Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir. Sehari-hari mereka bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mario selaku anak sulung pun ikut membantu keluarga bekerja.
"Dia itu biasa bantu-bantu mengurus ternak. Kami ini kan ada ternak, jadi dia bantu-bantulah nyari makanannya," jelas Tiar.
Ia menjelaskan, Mario berhasrat melanjutkan pendidikan ke universitas. Namun, keinginan itu terbentur biaya. "Sebenarnya dia pengen kuliah, tapi kami tidak mampu," ujarnya.
Pada Selasa 31 Maret 2015, Mario mendadak pamit meninggalkan rumah. Ia pamit menuju Pekanbaru mencari pekerjaan dan meminta uang Rp 200 ribu.
"Saat itu dia minta uang kepada saya Rp 200 ribu," katanya.
Selama berada di Pekanbaru, Mario berencana menginap di rumah kawannya. "Katanya ada rumah temannya di sana," tuturnya seraya mengemukakan, setelah tiba di Pekanbaru, Mario tidak pernah menghubungi keluarga di rumah.
"Saya tak pernah dengar kabarnya lagi sejak pergi sebulan lalu. Tiba-tiba saya menemukan dia di berita televisi hari ini," kata Tiar sambil menangis.
Saat pergi meninggalkan keluarganya, Mario hanya menggunakan setelan oblong dan celana jeans serta sendal jepit. Ia pun menumpang sebuah kendaraan roda dua yang kebetulan lewat di depan rumahnya.
"Lantaran cuma pake sandal jepitnya maka gak kukira dia sampai ke Jakarta," ujarnya kemudian.
Seorang petugas Otoritas Bandara yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Mario tidak pernah bercerita bakal pergi ke Jakarta. Ia hanya mengabarkan kepergian ke Jakarta kepada sang adik.
"Dek, saya mau ke Jakarta. Tolong, doakan biar saya selamat sampai di sana," ungkap Mario kepada petugas tersebut.
Ia menjelaskan, satu tujuan Mario datang ke Jakarta dengan mempertaruhkan nyawanya, yakni menemui langsung Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi.
"Dia saat ditemukan nggak bawa barang apa-apa, hanya pakaian yang dipakainya itu. Keluarganya tinggal di desa. Saya sih kasihan lihatnya, mau ketemu presiden sampai sebegitu caranya. Menurut saya, caranya itu salah. Kan nyawa taruhannya," urainya.
Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menyangkal pengamanan bandara yang berbagi landasan pacu dengan Skadron Udara 12 Roesmin Nurjadin Pekanbaru, bobrok.
Mario diduga kuat menyelinap masuk ke perimeter landasan dengan menerobos pagar dan sistem pengamanan bandara.
"Perimeter keamanan bandara cukup bagus, sesuai standar. Saya sudah cek tadi secara kasat mata, makanya kami masih menunggu hasil investigasi persoalan ini," terang General Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Slamet Samiadji.
Slamet baru bertugas sebagai GM di Bandara SSK II Pekanbaru menggantikan pejabat lama, Arif Darmawan.
Mario mendapat kunjungan tiga anggota keluarganya. Mereka mendatangi kantor otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Rabu (8/4) untuk memastikan kondisi Mario.
Otoritas Bandara Soekarno-Hatta menahan Mario, setelah keluar dari rongga tempat roda belakang pesawat Garuda Indonesia tujuan Pekanbaru-Jakarta.
Dokter menyatakan kondisi badannya sehat meski sempat kedinginan.
Tiga anggota keluarga Mario itu diketahui bernama Manahan Ambarita dan Iar Boru Sitanggang, serta anak perempuan yang kemungkinan adik Mario.
Mario adalah anak sulung dari empat bersaudara.(Tribun Batam/tribunnews/fiq/jar/tribun pekanbaru)