Tak Ada Keluarga di Batam, Akhirnya Jasad Warga Jember Ini Dikebumikan JFC di Sei Temiang
Setelah sempat disemayamkan di ruang jenazah RSBP, Sekupang, Batam, selama tiga hari, jasad Hamidi akhirnya dikebumikan hari ini, Selasa (29/12/2015).
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Setelah sempat disemayamkan di ruang jenazah RSBP, Sekupang, Batam, selama tiga hari, jasad Hamidi yang ditemukan tak bernyawa di halte Simpang Bandara Hang Nadim, akhirnya dikebumikan hari ini, Selasa (29/12/2015).
Baca: Mayat tanpa Identitas Ditemukan di Simpang Bandara Hang Nadim, Ini Ciri-Ciri Fisiknya
Pria yang saat ditemukan mengenakan baju biru dan celana jeans adalah Hamidi, berasal dari Jember, Jawa Timur.
Baca juga: Identitas Mayat di Halte Simpang Bandara Hang Nadim Terungkap, Namanya Hamidi Asal Jember
Ia ditemukan meninggal pada Sabtu (26/12/2015) sekitar pukul 09.00 WIB
Hamidi kelahiran Jember 09 September 1989.
Dari KTP yang ditemukan bersamanya, Hamili beralamat Jalan Sunan Ampel, Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Hari ini, ia dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) muslim di Sei Temiang, Sekupang, Batam.
Pemakaman dilakukan atas persetujuan keluarga korban di kampung yang disampaikan melalui Polsek Mayang Jember beserta Kepala Desa (Kades) setempat.
Proses pemakaman sepenuhnya diserahkan kepada komunitas Jember Fresh Community (JFC) untuk membantu proses pemakanan di Batam.
Menurut penasehat JFC Guntur, Hamiki tidak mempunyai keluarga dan kerabat dekat di Batam.
Karena merasa satu kampung dari Jember, maka timbul kepedulian JCF untuk membantu almarhum.
"Jadi begini, keluarga dan kerabat dekat korban di Batam tak ada. Jadi, karena merasa satu kampung dan rasa peduli kami, maka pihak JFC mengambil alih pengurusan pemakaman. Itu pun atas persetujuan pihak keluarga yang di Mayang. Disampaikan melalui Polsek Mayang dan Kades lalu ke Polsek Nongsa,"jelas Guntur yang ditemui di lokasi RSBP Sekupang Jalan Ciptomangunkusumo.
Informasi senada juga disampaikan Ketua JFC Batam, Johan Wasis.
Dia menambahkan, segala proses pemakaman akan ditanggung mereka.
Menurutnya, sewaktu di Batam belum diketahui pemuda yang melajang itu tinggal dimana, kerja dimana, dan kapan sampai di Batam.
"Kata keluarganya sakit dalam. Berarti sakit paru-paru mungkin, makanya meningal. Ya terlantar lah. Katanya kejiwaan korban normal,"kata dia.(*)