Korban Kekerasan Seksual Ini 'Diusir' dari Shelter P2TP2A Batam? Baca Selengkapnya
Shelter yang seharusnya menjadi tempat ia berlindung, diduga bahkan tidak ingin menampungnya lama-lama di sana.
"Jadi apa sudah tepat Batam itu kota layak anak kalau begini. Kita sudah sering soroti juga kinerja P2TP2A ini, kayaknya mereka bekerja hanya untuk kepentingan kelompok mereka saja. Kalau begini kitakan sedih mendengarnya, apalagi baru-baru ini kami pun baru mengesahkan perda perlindungan anak. Tapi kinerja dinas terkaitnya masih begini," tutur Lik Khai.
Lik Khai mengatakan perlu bagi kepala daerah menelusuri kasus yang ada di dinasnya ini. Kepala daerah diharapkan dapat melihat atau mengaudit anggaran yang dipakai di SKPD nya tersebut sudah sesuai atau tidak.
"Itu bisa diaudit, kok bisa tidak ada anggaran untuk dipakai membeli sekedar peralatan mandi. Sama saja ini menelantarkan begitu saja. Harusnya mereka petugas yang menjaga anak itu, malah mereka yang menolak. Bukan karena mentang-mentang ada LSM, jadi suka-sukanya," tutur Lik Khai.
Di tengah-tengah kesempatan itupun, sejumlah pewarta dari lintas media ikut memberikan sejumlah bantuan kecil bagi shelter embun Pelangi untuk mengurus El selama di sana.
Lince sendiri mengungkapkan saat ini, El enggan pindah dari shelter Embun Pelangi karena tidak mau kembali ke shelter milik pemerintah tersebut, apalagi kembali ke ibu tirinya.
"Saya dengar dari PPA kemarin, ibu tirinya sudah di sini mau menjemput dari Surabaya. Bahkan dia minta kasus jangan dilanjutkan, tapi anaknya nggak mau lagi," ucap Lince.
Sementara itu, Kepala Pemberdayaan perempuan Batam, Nurmadiah membantah jika pihaknya menelantarkan El.
"Nggak ada tuh, kami selalu menerima dengan tangan terbuka. Namanya rumah perlindungan, rumah aman buat perempuan dan anak, tidak mungkin kita biarkan," ujar Nurmadiah.
Menurutnya, selama tinggal di shelter setiap kebutuhan perempuan dan anak yang dititipkan di sana pun selalu dipenuhi, tak terkecuali El.
"Semua ditanggung, makannya, ada tempat dia untuk tidur, termasuk alat-alat kebersihan pribadi itu ada. Kan sudah ada bidang-bidang yang mengurusinya langsung. Jadi tidak benar itu. El sendiri sudah berbulan-bulan tinggal di shelter, dan kita tidak keberatan. Itu memang haknya. Subhanallah, ibu malah baru denger dari kamu sampai jual anting begitu. Nggak ada itu nak," ucap Nurmadiah.(*)

