Gerhana Matahari 2016

Saking Ramainya Undangan Jadi Nara Sumber Gerhana Matahari, BMKG Sampai Kehabisan Personel

Menurut Edi Wahyu, pihaknya sampai tidak bisa memenuhi permintaan sejumlah stasiun televisi, karena mereka memang kekurangan orang.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Petugas menyiapkan sejumlah teleskop untuk digunakan saat pengamatan gerhana matahari total (GMT) di Planetarium TIM Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2016). Planetarium akan memfasilitasi warga yang hendak menyaksikan fenomena gerhana 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana di Planetarium dan Observatorium Jakarta beberapa hari terakhir menjadi "riweh".

Mereka sibuk mempersiapkan acara agar masyarakat bisa menyaksikan fenomena langka gerhana matahari total.

Meskipun Jakarta tidak dilewati gerhana matari 100 persen tapi 88 persen, namun animo masyarakat untuk melihat fenomena langka tersebut.

Di tengah-tengah kesibukan tersebut, sebagian pejabatnya juga harus menghadiri undangan berbagai stasiun televisi, untuk menjadi narasumber akan fenomena langka tersebut.

Bahkan, menurut Kepala Subbagian Tata Usaha Planetarium dan Observatorium Jakarta, Edi Wahyu, pihaknya sampai tidak bisa memenuhi permintaan sejumlah stasiun televisi, karena mereka memang kekurangan orang.

Pada Rabu (9/3/2016), Planetarium dan Observatorium Jakarta menggelar acara untuk memfasilitasi warga yang hendak menyaksikan fenomena langka tersebut.

Ia memprediksi akan ada sekitar dua ribu orang yang hadir.

"Mereka tidak hanya datang dari subuh, bahkan suka ada yang menginap juga," ujarnya saat ditemui Tribun di kantornya.

Selain masyarakat umum yang awam, ia meyakini komunitas-komunitas astronomi di sekitaran Jakarta juga akan datang, dengan membawa teleskopnya masing-masing.

Gerhana yang dapat disaksikan dari Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah gerhana matahari parsial.

Hanya 89 persen matahari yang tertutup bulan.

Edi Wahyu menyebut, Jakarta akan gelap bagaikan cuaca mendung pada saat fenomena berlangsung.

Peristiwa itu bisa disaksikan sejak pukul 06.00 WIB hingga sekitar pukul 08.00 WIB.

"Ya bentuknya kira-kira mirip bulan sabit," terangnya.

Pihak Planetarium dan Observatorium Jakarta menyediakan delapan buah teleskop yang dilindungi dengan filter khusus yang didatangkan dari luar negeri, yakni filter ND5.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved