Tewas Setelah Minum Kopi
Toksikologi: Menungkap Kasus Kematian Mirna Lebih Sulit Ketimbang Munir walau Sama-Sama Diracun
Ahli Toksikologi dari Universitas Udayana Bali, I Made Agus Gelgel Wirasuta, menilai kasus kematian Wayan Mirna Salihin lebih sulit ketimbang Munir.
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Toksikologi dari Universitas Udayana Bali, I Made Agus Gelgel Wirasuta, menilai kasus kematian Wayan Mirna Salihin yang diduga lantaran meminum es kopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia lebih sulit ketimbang aktivis HAM Munir Said Thalib.
Pada 12 tahun lalu, tepatnya bulan September 2004, Indonesia juga digegerkan dengan pembunuhan menggunakan racun.
Kasus tersebut menjadi catatan kelam sejarah di Indonesia.
Meskipun terlibat di penanganan proses hukum kedua kasus itu, namun Agus menilai tak dapat disamakan. Dia seperti diminta membandingkan antara gajah dan ayam.
"Jelas beda. Pertama kalau saya diminta analogi sangat sederhana saya disuruh membandingkan gajah sama ayam. Bisa tidak disamakan, iya sama-sama binatang, sama-sama keracunan tetapi yang menyebabkan beda," kata Agus Gelgel yang ditemui usai menjadi saksi ahli di sidang kasus pembunuhan Mirna di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Menurutnya, perbedaan tersebut terlihat dari reaksi yang ditimbulkan terhadap korban.
Munir tewas karena zat arsenik. Sementara itu, Mirna tewas karena zat sianida.
"Reaksi yang ditimbulkan beda. Sianida reaksi lebih cepat dibandingkan dengan yang diberikan pada kasus almarhum Munir," kata dia.
Dia menjelaskan, di dua kasus pembunuhan menggunakan racun itu, dia terlibat mulai dari awal penanganan proses hukum.
Seperti data yang harus penyidik dapat untuk menjawab pertanyaan kapan arsenik masuk.
Selain itu data analisa apa yang harus didapatkan sehingga dapat merekonstruksi kapan kira-kira arsenik masuk. Kemudian, dia juga dihadirkan sebagai saksi ahli di persidangan.
"Saya sebagai saksi ahli juga melakukan percobaan di Olivier Kafe di sana untuk rekonstruksi dari laporan di persidangan tadi," tambahnya.
Namun dia mengaku tidak ingin berandai-andai soal siapa yang memasukkan sianida ke es kopi vietnam yang ditenggak Mirna.
Sementara dalam kasus Munir, Agus Gelgel mengatakan menerima data hasil pemeriksaan dari sebuah laboratorium canggih di Tukwila Amerika Serikat.
Dia juga terlibat sejak awal, menjadi penasihat apa yang harus dilakukan penyidik kepolisian.